Mac 31, 2008

Syair Sidang Fakir Empunya Kata Syaikh Hamzah Fansuri




Bismil-L âhir-rachmânir-rachîm


Sidang fakir empunya kata
Tuhanmu zhâhir terlalu nyata
Jika sungguh engkau bermata
Lihatlah dirimu rata-rata

Kenal dirimu hai anak jamu
Jangan kau lupa akan diri kamu
Ilmu hakikat yogya kau ramu
Supaya terkenal akan dirimu

Jika kau kenal dirimu bapai
Elokmu itu tiada berbagai
Hamba dan Tuhan dâ‘im berdamai
Memandang dirimu jangan kau lalai

Kenal dirimu hai anak dagang
Menafikan dirimu jangan kau sayang
Suluh itsbât yogya kau pasang
Maka sampai engkau anak hulu balang

Kenal dirimu hai anak ratu
Ombak dan air asalnya satu
Seperti manikam much îth dan batu
Inilah tamtsil engkau dan ratu

Jika kau dengar dalam firman
Pada kitab Taurat, Injil, Zabur, dan Furqân
Wa Huwa ma‘akum fayak ûnu pada ayat Qur‘an
Wa huwa bi kulli syai‘in muchîth terlalu ‘iyân

Syariat Muhammad ambil akan suluh
Ilmu hakikat yogya kau pertubuh
Nafsumu itu yogya kau bunuh
Maka dapat dua sama luruh

Mencari dunia berkawan-kawan
Oleh nafsu khabî ts badan tertawan
Nafsumu itu yogya kau lawan
Maka sampai engkau bangsawan

Machbûbmu itu tiada berch â‘il
Pada ainamâ tuwallû jangan kau ghâfil
Fa tsamma wajhul-L âhisempurna wâ shil
Inilah jalan orang yang kâmil

Kekasihmu zhâhir terlalu terang
Pada kedua alam nyata terbentang
Pada ahlul-ma‘rifah terlalu menang
Wâ shil nya dâ‘im tiada berselang

Hapuskan akal dan rasamu
Lenyapkan badan dan nyawamu
Pejamkan hendak kedua matamu
di sana kau lihat permai rupamu

Rupamu itu yogya kau serang
Supaya sampai ke negeri yang henang
Seperti Ali tatkala berperang
Melepaskan Duldul tiada berkekang

Hamzah miskin orang ‘uryâ ni
Seperti Ismail menjadi qurbâni
Bukannya ‘Ajam lagi ‘Arab î
Senantiasa wâshil dengan Yang Bâ qî

Hamzah Fansuri



___

Hamzah Fansuri mengarang Rubâ ‘î dengan judul “Sidang Fakir Empunya Kata” bertujuan ingin bercerita tantang Allah sesuai dengan pengalaman batin yang dialaminya. Menurutnya, Allah itu terlalu nyata daripada semua hal yang nyata. Keadaan Allah dikatakan nyata karena seorang ‘Â rif dapat melihat-Nya dengan mata hatinya dan bukan dengan mata kepalanya. Karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang ‘Ârif agar dapat melihat Allah dengan jelas adalah mengenal dirinya yang pusatnya terletak di hati.

Hati seseorang harus selalu dicuci agar bersih dari sifat-sifat yang jelek. Penyucian hati perlu dilakukan secara terus -menerus dengan cara berbuat baik kepada siapa saja. Semakin bersih dan jernih hati seseorang, maka akan semakin jelas ia dapat melihat Allah. Selain itu, ia juga harus mempelajari dan mengamalkan ilmu hakikat dengan sunguh-sungguh. Hati seseorang yang bersih atau jernih dan ia dapat mengamalkan ilmu hakikat dengan sungguh-sungguh, maka pada akhirnya ia akan dapat bertemu dan bersatu atau menjadi tunggal dengan Allah Ta‘ala (Wachdatul-Wujûd).

Untuk dapat memahami kesimpulan di atas, seseorang dianjurkan memperhatikan tamsil (ibarat) yang dipandang dapat menghantarkannya untuk bertemu dan bersatu dengan Allah Ta‘ala (Wachdatul-Wujûd). Tamsil itu adalah ombak dan air asalnya satu. Hamzah Fansuri mengumpamakan alam semesta seisinya (semua makhluk) dengan ombak dan ia juga mengumpamakan Allah dengan air. Ombak berasal dari air dan kembalinya pun juga menuju ke air sebagai asal atau sumbernya. Artinya, ombak (manusia) berasal dari Yang Satu, yaitu Allah sehingga keduanya merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan (Wachdatul-Wujûd).

Artikel Penuh : Makna Teks “Sidang Fakir Empunya Kata”.


foto
Fahdi - juga bermaksud taubat, jalan kembali diri kepada Sumber segalanya. Kepada~Nya.

Mac 30, 2008

Apakah maksudnya kesukaran ini?




Bermacam (ujian) kesukaran adalah hamparan pemberian.

~~~~

Salik yang waspada akan belajar dan berkembang selama masa-masa sulit dan penderitaan. Salik yang reflektif akan mengalami perkembangan spiritual yang kuat dan pencerahan ketika tak ada satu pun tempat kembali kecuali Allah. Selama saat-saat seperti ini, buah-buah spiritual tumbuh berkembang dari bumi diri yang rendah, yang membangkitkan hadirnya kekuatan dan kemandirian serta keridaan mutlak terhadap keputusan~Nya. []



No 176, Bagian 22 : Permohonan dan Pemberian
Kitab Al-Hikam
Ibnu 'Athaillah as-Sakandari,

diulas Syekh Fadhlullah Haeri



_____

Siapakah salik, dalam perjalanan hidupnya untuk bersuluk?
Rujuk di sini, dan sini.



Munajatku..




Ya Allah,
aku merayu
dengan rendah hati

diri seorang faqir,
meminta dipandang Tuannya.

diri seorang pengemis,
menagih pemberian Yang Pemurah.

kurayu Rahman~Mu,
terangi pandanganku oleh cahaya Cinta~Mu
lindungi daku di bawah teduhan keredhaan~Mu.

kudamba Rahim~Mu,
hilangkanlah selubung kesunyian
dengan kesibukan mengingati-Mu,
hapuskan balutan keresahan
dengan ni'matnya beribadah pada-Mu,


Lupuskan mazmumah
lenyap kerana rasa cinta sesama insan,
cabuti kecintaan mengakar pada dunia,
tanami benih kerinduan pada bertemunya
di laman syurga


Ya Allah,
harapanku pada pengampunan~Mu,
takkan lenyap
sebanyak mana maksiatku pada~Mu.
namun,
kebimbanganku pada kemurkaan~Mu
takkan sirna
dalam ketaatan ku pada~Mu.


Ya Allah,
jadikan cintaku pada~Mu
setinggi-tinggi kecintaan bagiku,
mengatasi selainnya
dan jadikan ketakutanku pada kemurkaan~Mu
sehebat-hebat ketakutan dalam jiwaku,
supaya meninggalkan maksiat pada~Mu.


Dan lepaskan daku
dari kehambaan pada
keinginan dunia yang melampau,
dan nafsu yang membutakan
tumbuhi keinginan
pada suatu pertemuan dengan-Mu
dalam nuraniku.


Ya Allah,
bila engkau kurniai
hamba-hamba dunia dengan
kelazatan dunia mereka,
jadikan penyejuk mataku
hadir dalam penghambaanku pada~Mu.


Ya Allah kecintaanku,
kumohon dengan sangat,
jadikan daku pencinta~Mu
yang paling merindui~Mu
berikan diriku rasa kasih kepada
mereka yang mencintai~Mu
dan dekatkan daku kepada amalan
yang menyuburkan cintaku pada~Mu.


Ya Rabbul 'Izzaty,
dambaan hati agar dipenuhi Cinta~Mu
adalah permintaanku yang abadi,


Maka kupinta
izinkan daku, dengan Cinta~Mu
bertemu dengan~Mu
dan kecintaan~Mu yang Tertinggi,
Muhammad Habibullah
di laman jannatul firdausi
setibanya diri, di akhirat nanti.

Mac 25, 2008

Ketenangan hati


Apakah ketenangan itu?
Apa yang memberi kita ketenangan?

Ketenangan hati adalah sifat-sifat Allah,
bertindak sesuai pe
tunjuk Allah,
bersikap sesuai petunjuk
Allah,
bertingkah laku baik sesuai petunjuk
Allah,
berbuat baik sesuai petunjuk
Allah,

bertindak atas dasar

kebajikan~Nya
Allah,
Cinta~Nya
Allah,
belas kasih~Nya
Allah,

keadilan~Nya
Allah,
kedamaian~Nya
Allah,
kesabaran~Nya
Allah,
ketabahan~Nya
Allah,
kesukaan~Nya
Allah,

percaya kepada
Allah,
memuji
Allah,
serta Ihklas dan Tawakal kepada
Allah.

Kearifan yang murni dan sifat-sifat ini
akan memberikan manusia ketenangan.

Tidak ada hal lainnya.

****


Muhammad Raheem Bawa Muhaiyaddeen*

*siapa Sheykh Bawa Muhaiyaddeen? Kenali beliau.


:: foto

Mac 20, 2008

Rindu (Sempena Maulid)




Rindu kami pada mu,
ya Rasul tiada terperi..

Berabad jarak dari mu,
ya Rasul serasa engkau di sini..

Cinta ikhlasmu pada manusia,
bagai cahaya surga..

Dapatkah kami membalas cintamu
secara bersahaja..?


Taufik Ismail*


Salam Maulidurrasul buat semua.
Salawat.

Mac 14, 2008

Bangkit Dari Keterpurukan

Sebuah cuplikan buku renungan Herry Mardian, tertanggal 31 Januari 2004.


bangkit


…….”BERSULUK itu bangkit dari keterpurukan,” katanya padaku dengan lembut, bertahun-tahun yang lalu. Dan baru sekarang dapat kuraba sedikit makna dari kata-kata itu. Bangkit dari keterpurukan, adalah dari keterpurukan jiwa dan keterpurukan jasad. Keterpurukan ukhrawi, dan keterpurukan duniawi.


Bersuluk adalah melawan diri sendiri. Bersuluk adalah berjuang. Mujahadah, mujahadah, mujahadah. Bukan untuk mengejar kemenangan. Sebab menang atau kalah, adalah anugerah Tuhan.

Mac 13, 2008

Warkah buat Saudaraku




Assalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh


Salam, duhai saudaraku...

Pernah kudengar kata-kata ini:

"Sulitnya hidup,
bukannya kerana
tiada orang yang
dapat memahami diri ini.

Yang menyebabkan kesulitan,
sebenarnya adalah apabila
aku tak dapat memahami
diriku sendiri."


Duhai,
fahami masalah diri yang hakiki,
jangan ungkitkan kejahatanmu,
di hadapan manusia yang
membencimu, kerana
mereka
akan terus membiarkanmu
di lorong gelap itu.


Rintihlah pada
yang Maha Mengasihi,
hanya pada-Nya;
mintalah belas kasih

moga disirami hidayah
agar membenih kebaikan nuranimu
meski mulanya hanya sebutir cuma.


Jagailah ia,
sebaik-baiknya
biar pohon kebajikan itu
tumbuh mekar

mengatasi dan melenyapkan
rimbunan belukar dosa
yang menyesakkan jiwa.


Bersabarlah, duhai teman
fahami bicara Saidina Ali Karamallahu Wajhah:

"Tiada apa-apa kebaikan di dunia ini
selain dari salah satu dari 2 orang ini:

Seorang yang melakukan dosa,
lalu dia segera kembali kepada Allah
dengan bertaubat.

Seorang lagi;
adalah dia yang suka
menyegerakan perbuatan baik."


Saudaraku,
walau dirimu sering
dikecewakan manusia,
namun jangan,

jangan sesekali
berpatah hati
berputus harapan kepada-Nya.


Saudara,
Jangan pernah jemu
meminta akan belas kasih-Nya,
kerana ia tak terbanding dengan kasih manusia.


Telah diumpamakan,

'Hidayah itu seperti cahaya,
ia tak menyapa kamar
yang tak dibuka jendelanya.'

Bukalah jendela hatimu,
lapangkan kamar jiwamu
sediakan ruang untuk cahaya-Nya
menerobos masuk.

Cahaya kurniaan-Nya,
hanya untuk jiwa yang dipilih-Nya sahaja.
Doakan agar Dia memilih jiwamu jua.

Dia akan memberi pada yang mencari.
Ya, asalkan diri terus sabar mencari,
pasti suatu masa Dia akan memberi.


'Tiada suatu musibah pun
yang menimpa seseorang

kecuali dengan izin ALLAH,
dan sesiapa yang beriman
kepada ALLAH,

maka Dia,
akan memberi petunjuk
ke dalam hatinya...'

(at-Taghabun : 11)


Salam cinta dariku..
Demi Allah,
aku mencintai sisi baikmu,
dan membenci selainnya..

duhai
teman seiman,
sahabat seakidah..

Assalamu'alaikum warahamatullahi
wabarakatuh.


Saudaramu,
Ibnu Abas

____

foto

Jalan Yang Lurus, Jalan Yang Lurus!

oleh Faisal Tehrani
(Entri ini diambil sepenuhnya dari laman Faisal Tehrani)





Bismillahhirrahmanirrahim.


Apakah ertinya ‘jalan yang lurus’ yang kita sebut-sebut dan ulang-ulang dalam al-Fatihah dan membawa dalam solat kita seharian lima kali sehari (jika banyak solat sunatnya maka lebihlah)?

Apakah ‘Jalan Yang Lurus’ Saya Berbeza Dengan Anda?

‘Jalan yang lurus’ yang saya minta berbezakah? Ada bezakah jalan lurus seorang peladang kelapa sawit yang gigih, seorang karyawan filem yang masih mencari, seorang penyanyi yang lahir dari suatu program realiti, seorang novelis mengaku warak, seorang model seksi yang diundang menajdi tetamu Allah naik umrah dan solat lalu membaca al-Fatihah dalam sunat tawafnya di Masjidil Haram? Atau al-fatihah di dalam bacaan solat seorang lelaki yang tak berapa nak mengaku dia lelaki, atau bagi seorang perempuan yang tak berapa nak boleh terima hakikat dia ini perempuan.

Bezakah jalan yang lurus kita minta? Benarkah ada beza berdasarkan konteks pilihan masing-masing?



Jawapannya: TIDAK ADA. Ulama ulung Nusantara
Dr Hamka dalam Tafsir al-Azhar, Juzuk 1, halaman 79-80 menghuraikan ‘jalan yang lurus’ itu ialah:

1) Al-Irsyad:
Agar dianugerahi kecerdikan dan kecerdasan.
Sehingga dapat membezakan yang
hak dan batil, yang benar dan salah.

2) At-Taufiq:
Biar selari kehendak kita dengan kehendak Tuhan.
Biar rencana kita dalam hidup sesuai dengan rencana Allah.

3) Al-Ilham:
Supaya kita ditunjuki petunjuk yang betul dalam menghadapi kesulitan.

4) Ad-Dilalah:
Supaya kita diberi dalil sepanjang jalan kita yang singkat ini
seperti kita mendapat petunjuk atau batu tanda sepanjang lebuhraya.

Menurut hadis Rasulullah S.A.W (daripada Jabir bin Abdullah) yang menjelaskan apakah siratul mustaqim untuk orang yang sudah mengucap syahadah itu? Tak kira siapa pun dia, apa pun profesyennya? Asalkan dia seorang muslim menurut baginda Rasulullah S.A.W itu, siratul mustaqim ialah ‘agama Islam’. (Insya-allah lain kali kita kuliahkan pula apa itu Islam.)

Hamka dalam menafsirkan lagi ‘jalan yang lurus’ ini menghuraikan ‘agama Islam’ ialah apabila menyedari ruang yang kita ini hamba dan yang Allah itu Tuhan kita.

Dan jangan kerat ayat 6 dari surah al-Fatihah itu sesuka hati kerana ia berkait dengan ayat seterusnya, iaitu ayat ‘jalan orang-orang yang telah Engkau kurniai nikmat ke atas mereka’.

Dalam membicarakan ayat ini, Hamka menyebut di halaman 83:

‘Inilah yang kita mohonkan dengan isti’anah kepada Tuhan, dengan berpedoman kepada al-Quran. Kita mohonkan, tunjuki kiranya kami mana yang benar, kerana yang benar hanya satu, tidak berbilang. Metod atas rencana yang benar di dalam menegakkan akhlak, budi bahasa, pergaulan hidup, filsafat, iktisad, ijtima dan siyasah dan sebagainya. Sebab jalan di atas dunia ini terlalu banyak simpang-siurnya, jangan sampai kita menjadi ‘datuk segala iya’ atau sebagai pucuk aru yang mudah dicondongkan angin ke mana dia berkisar. Minta ditunjuki jalan tengah yang lurus yang tidak menghabiskan tenaga dengan percuma: Arang habis besi binasa.’


Ayat ‘tunjuki jalan yang lurus’ itu juga amat berkait rapat dengan ayat ‘bukan jalan mereka yang dimurkai atasnya.’


Hamka menjelaskan lebih lanjut di halaman yang sama:

Siapakah yang dimurkai Tuhan? Ialah orang yang telah diberi kepadanya petunjuk, telah ditulis kepadanya Rasul-rasul, telah diturunkan kepadanya kitab-kitab wahyu, namun dia masih saja memperturutkan hawa nafsunya. Telah ditegur berkali-kali, namun teguran itu, tidak juga diperdulikannya. Dia merasa lebih pintar daripada Allah, Rasul-rasul dicemuhkannya, petunjuk Tuhan diletakkannya ke samping, perdayaan syaitan diperturutkannya.

Seterusnya ia juga berkait dengan ayat ‘dan bukan jalan mereka yang sesat.’

Hamka secara hati-hati merumuskan ayat ini berkenaan: ‘Adapun orang yang sesat ialah orang yang berani-berani saja membuat jalan sendiri di luar yang digariskan Tuhan. Tidak mengenal kebenaran, atau tidak dikenalnya menurut maksudnya yang sebenarnya.’

Hamka di halaman 87 seterusnya memetik ulasan Rashid Ridha dalam al-Manar mengenai ayat ini, ‘jalan yang sesat’ berkait dengan mereka ‘yang sesat dalam beramal, atau memutar-mutarkan hukum dari maksudnya yang sebenar.



Kita kembali kepada soalan saya di atas, bezakah jalan yang lurus kita minta? Benarkah ada beza berdasarkan konteks pilihan atau pandangan hidup masing-masing?

Jawapannya: TIDAK ADA. Kerana kita orang Islam kita tidak ada pilihan lain.Kita kena pandang diri dan hidup dengan cara pandangan Islam semata-mata.

Masakan? Allah yang adil tidak memberi kita pilihan? Tidak ada. Kerana Maha Adil adalah salah satu sahaja dari sifat Allah yang banyak. Dan kerana Allah adillah maka Allah tidak memberi kita pilihan, kerana Dia Maha Tahu.

Untuk orang yang benar-benar mendalami ilmu hakikat, syariat tidak terpisah darinya. Dan untuk mereka yang mengkagumi tokoh-tokoh tasawuf, tidak lengkap jika tidak memahami salah satu pokok ajaran dalam mistisme Islam tentang ayat 172 dari surah al A’raf yang menunjukkan bahawa manusia sejak di alam roh telah pun berikrar mengakui keesaan dan kebesaran Allah, manusia meskipun ateis akhirnya akan terpaksa kembali kepada fitrah ini iaitu kewujudan Tuhan (Allah).

Ayat al Quran itu bermaksud:

Dan ingatlah wahai Muhammad ketika Tuhanmu mengeluarkan zuriat anak-anak Adam turun temurun – daripada tulang belakang mereka, dan Ia menjadikan mereka itu saksi terhadap diri mereka sendiri, (sambil bertanya dengan firman-Nya): Bukankah Aku Tuhan kamu (yang mengasuh serta menjaga kamu)? – Mereka semua menjawab: Benar (Tuan hamba adalah Tuhan kami) kami menjadi saksi (yang demikian ini) supaya kamu tidak berkata pada hari kiamat kelak: sesungguhnya kami adalah lalai (tidak diberi peringatan) tentang (hakikat tauhid) ini.


Apakah kesan dari ayat ini? Kita manusia berjanji mahu menjadi co-partner Allah di muka bumi, menjadi wakilnya, menjadi Khalifah Allah dan pandangan hidup kita tidak harus terpecah melainkan kembali kepada-Nya.

Kita sudah berjanji di alam roh maka kita tidak dapat (tidak sepatutnya) memungkiri-Nya. Kita tak boleh lari dari Allah, Dia cipta kita dan kita akan kembali kepada-Nya. Inilah pokok pegangan kesufian baik Ibnu Arabi, Imam Ghazali, Maulana Rumi dan Hamzah Fansuri. Ini juga pokok pegangan orang syariat bila dia nak buat hukum mencemuh atau memuja sesiapa atau subjek apa pun.

Kita tidak terlepas dari janji ini, biarlah kita seorang pengarang, seorang pengarah filem, seorang pelakon, seorang Perdana Menteri, seorang pelawak, seorang model, seorang penyanyi hatta seorang blogger sekalipun. Syariat dan hakikat jalan selari. Selalu orang menyangka dua aspek ini bertentangan.

Kita buat apa sahaja akan dinilai. Kita dihantar ke muka bumi ini kerana Allah Maha Besar dan Maha Adil. Allah telah mempertaruhkan amanah besar sebagai khalifah Allah ini kepada gunung-ganang, tak sanggup batu-bata besar itu, kepada malaikat pun mereka tak sanggup, tetapi manusia telah berikrar menyanggupi memikul tanggungjawab ini.


Allah berfirman dalam al-Ahzab ayat 72:

Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-ganang, tetapi semuanya enggan memikul itu, dan mereka khuatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia
.

Marilah kita berzikir buat seketika: La Ila ha illa anta. Ya Hayyu Ya Qayyum, subhanaka inni kuntu mina dzalimin.

Inilah pokok falsafah Inna Lillah wa Inna Lilahi Rajiun: Segala daripada Allah dan kepada Allah Kita Kembali.

Allah Maha Adil, betul, tetapi Allah juga Maha Esa dan Berkuasa dan Allah berfirman untuk menegaskannya: Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepadaKu saja kamu takut. (An-Nahl ayat 51)

Benar Allah Maha Adil dan dia menerima taubat golongan sekularis Insya-allah andai diberi hidayah-Nya dengan nikmat-Nya tetapi kita mesti selalu beringat kerana Allah Maha Kabir seperti difirmankan dalam ayat 45 surah Yunus:

Dan ingatlah akan hari yang di waktu itu Allah mengumpulkan mereka, mereka merasa di hari itu seakan-akan mereka tidak pernah berdiam di dunia kecuali hanya sesaat sahaja.


Apakah Nilai Sebenar ‘Jalan Yang Lurus’?

Adakah ‘jalan yang lurus’ saya berbeza dengan ‘jalan yang lurus’ seorang perantara t.v? Atau berbeza dengan ‘jalan yang lurus’ seorang mujahid di celah gunung Tora Bora di Afghanistan? Apakah nilai sebenar ‘jalan yang lurus’?

Jawapannya: Marilah kita fahami yang diri kita ini baik kita karyawan filem, baik kita lelaki atau perempuan (atau tak berapa nak lelaki dan tak berapa nak perempuan) asalkan kita muslim, asalkan kita manusia ciptaannya kita tertakluk kepada ayat 156 surah al-Baqarah:

Sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.



Ahli sufi Hassan Abdul Hakeem atau nama sebenarnya Charles Le Gai Eaton, dalam bukunya Islam and the Destiny of Man menyebut, nilai jalan yang lurus itu ialah nilai sebagai muslim sejati dan antara definisi muslim sejati itu tercemin pada surah al-Furqan ayat 73:

‘Apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.’


Benar Allah Maha Adil saudara-saudara, kerana itu ada syurga untuk orang yang berbuat amal baik, dan ada neraka untuk orang yang tidak mahu mendengar-Nya.

Allah Maha Adil, Dia juga tak menghukum manusia yang mungkar sekaligus dan saat ini jua, Allah Maha Adil jadi Dia memberi tangguh. Supaya yang mungkar itu insaf, dan memilih jalan yang lurus. Allah berfirman dalam surah an-Nahl ayat 61:

‘Jikalau Allah menghukum manusia kerana kezalimannya, nescaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata. Tetapi Allah menangguhkan mereka sampai pada waktu yang ditentukan.


Saudara, saya cuma alat untuk memberitahu. Samada saudara memilih jalan yang lurus atau tidak, mahu menghayati atau tidak, mahu memahami dan mencari atau tidak, tidaklah daya saya. Kerja Tuhanlah jua. Saya memohon supaya dijauhkan dari keangkuhan ilmu dan memohon diberi ‘jalan yan lurus’ dan minta dijauhi dari jalan yang sesat, khususnya jalan orang sekular.


Begitulah saudara-saudara, cuma saya mahu saudara berhati-hati dengan sekularisme, kerana pada syahadat kita juga membawa satu lagi beban ‘la syarika lahu’ iaitu tidak ada sekutu bagi-Nya. Adalah mudah untuk kita tergelincir dalam jurang sekularisme. Seperti yang kelihatan dalam masyarakat kita hari ini. Ungkapan solat saya urusan saya dengan Tuhan, kerja saya dalam bidang seni kerja saya cari makan adalah satu ungkapan lampau sekular yang haram. Kerana itulah Maulana Rumi, Ibnu Arabi dan ramai lagi menyarankan ‘Aku adalah Tuhan’ ('Ana al-Haqq') iaitu ‘kita tak tercerai dari Tuhan dalam apa juga tindak-tanduk.’ Bukanlah ‘aku adalah Tuhan’ bermaksud dia sebagai hamba sudah jadi berkuasa dan sampai ke peringkat Tuhan lalu boleh buat apa sahaja.


Moga Allah beri hidayah kepada saudara, Insya-allah. Dan buat orang yang belum Islam, moga Allah buka hati saudara dan beri cahaya hidayah yang maha terang.

Wallahu 'Alam.

Mac 09, 2008

Melangit Diri Dalam Perjuangan!


[1]

Perubahan.
Selepas ini?

Kerja Tuhan siapa tahu,
seperti selalunya,
penuh rahsia, Dia
menjalin masa
dalam kehalusan~Nya,
menyulam kisah
dengan kebijaksanaan~Nya.

siapa kita
untuk menelah
Rancangan Agung~Nya?

Ya Ilahi, pimpinlah..


****

Ibnu Abas
090308
0509



[2]

Langit, mendengar dan mengabulkan
Du'a yang terpanjatkan
Insan menadah luas
Rahmat~Nya yang tercurahkan

Syukurku
takkan pernah cukup
terungkap,
sebanyak manapun,
ya Ilahi

Rayuku
cerahkan jendela matahati
bekalkan kekuatan hakiki
atasi kelemahan diri,
leburkanlah dosa-dosa kami
selama ini

Pintaku,
teduhkan kami, lindungi
dari jahil, buta dan tak peduli
biar Cahaya~Mu
sahaja menerangi

Tunjukkan kami
jalan penuh hikmah,
lorong terjanji keredhaan
terjauh dari kemurkaan


Membumi kami
dalam kemenangan.
Melangit diri
dalam perjuangan!

****

Ibnu Abas
090308
1035



foto



**Keputusan penuh PRU, lihat sini.
Creative Commons License

Mac 05, 2008

Pemerhatian Kempen PRU 12

oleh Faisal Tehrani
(Entri ini diambil sepenuhnya dari laman Faisal Tehrani)


Pendahuluan:

Saya ulangi dengan tegas di sini, saya bukan parti sentrik. Saya tidak mengundi parti tetapi menekuni calon yang ditawarkan oleh parti bertanding. Saya juga telah merujuk silang dan meneliti manifesto semua parti, dan Insya-Allah akan bertindak dengan menggunakan akal (bukan emosi). Pemerhatian ini saya kira dapat dilakukan dengan cukup saksama dan berhati-hati kerana saya merupakan graduan syariah politik UM (1998) yang menjadikan minor sains politik sebagai bidang pilihan.





Pengarang di Malaysia telah turun padang menulis mengenai politik seawal Pak Sako (Putera Gunung Tahan), A.Samad Said turut menyentuh iklim politik era 80an dalam Hujan Pagi dan Wira Bukit, kita tentu tidak dapat menafikan keghairahan Shahnon Ahmad dalam banyak karyanya seputar politik (yang klasik tentulah Shit meskipun Tunggul-tunggul Gerigis jauh lebih 'political'), Kawin-kawin menampilkan era hubungan PAS-Semangat 46 karya Azizi Abdullah, dan ramai lagi pengarang yang tidak 'tersebut' di sini. Novel pertama saya sendiri Perempuan Politikus Melayu merakam cuaca politik era sebelum 1997 dengan menyorot isu rampasan tanah di Kerpan.

Pemerhatian sebagai pengarang yang sedar bahawa sastera adalah bahagian dari politik, mendorong saya untuk menyorot 'suasana kempen PRU 12'. Ini untuk membolehkan saya merumuskan satu konklusi, iaitu calon mana yang bakal saya undi. Saya telah menggunakan segala ilmu yang saya perolehi ketika menuntut dalam bidang sains politik untuk melakukan pemerhatian ini.



Sekali lagi, sebagai pengundi independen saya tidak menggunakan emosi sebagai kayu ukur tetapi melihat 'real' politik dengan menghadiri ceramah-ceramah yang dianjurkan dan mendengar kedua belah pihak.

Namun begitu, saya dapati kempen PRU 12 dicemari oleh beberapa perkara yang membuatkan saya berasa amat jengkel. Rumusan pemerhatian saya terhadap kempen ini, antara lain ialah:


Lihat nama pada lesen memandu ini dengan tekun, kemudian perhatikan pula...



...nama dan nombor kad pengenalan pada daftar pemilih ini, tidakkah ini 'sesuatu'?



1. Oposisi berjaya menimbulkan keraguan yang cukup dan memadai bahawa terdapatnya banyak aspek yang menimbulkan persoalan dalam perjalanan pilihanraya ini. Isu ini dinamakan pengundi hantu. Perhatikan sahaja bukti di atas, nombor kad pengenalan pada lesen memandu dan nombor kad pengenalan pada daftar pemilih SPR sama tetapi orangnya berbeza gender dan bangsa. Hujah oposisi bahawa pilihanraya ini tidak bersih dan dicemari 'phantom voters' pada pandangan saya ternyata relevan.


2. Papan kempen yang banyak mendokong manifesto parti tertentu mulai dinaikkan sejak tiga minggu lepas. Namun begitu fakta yang ada sangat mengelirukan. Untuk pengundi yang menggunakan lojik; papan kempen ini amat memualkan, kerana setahu saya tidak ada kedai yang menjual harga tepung seperti ini. Namun, untuk pengundi yang tidak menggunakan akal atau tidak peduli, papan kempen ini sedikit sebanyak dapat 'membohongi' pengundi dan rakyat.


3. Saya sempat menghadiri ceramah kempen semua parti bertanding. Saya dapati parti yang bertahan tidak menawarkan 'substance' ketika berkempen. Persoalan dan isu seperti kenaikan harga barang tidak dijawab. Penggunaan artis untuk berkempen juga menyebabkan rakyat 'terseleweng' dari isu sebenar. Aspek sensasi ini menyebabkan kempen parti bertahan menjadi tidak bernilai, sia-sia dan sama sekali tidak mendalam. Dalam gambar ini kita dapati seorang artis turun berkempen untuk seorang calon yang bertanding di Rembau.


4. Saya juga 'ahli media', sikap tidak profesional media utama negara ini sangat menjengkelkan dan meletakkan kedudukan pengamal media di takah bawah, mereka sama sekali mengabaikan hak pengundi dan masyarakat. Pengalaman menetap di Turki dan memerhati pilihanraya majlis bandaran pada tahun 2004 menunjukkan semua parti diberi hak yang sama untuk berkempen, malah ada juga debat terbuka yang dapat membuka mata pemilih untuk menilai calon (bukan parti). 'Kemelampauan' media ini saya dapati telah diakui oleh sebahagian besar 'ahli masyarakat' yang ditemui dan semua menyatakan rasa meluat. Saya ingin sahaja mengingatkan bahawa sikap bias media boleh 'makan tuan'.


5. Bentuk 'propaganda kotor' saya dapati telah dilakukan oleh sebahagian besar parti bertanding tetapi terdapat sesetengah 'kekotoran' ini begitu menjolok mata, malah menjolok akidah. Kempen simpang jalan seperti ini amat mengejutkan dan saya kira wajar mendapat perhatian ulama dari sebelah oposisi ataupun pemerintah.


6. Saya terkejut mendapati tiadanya pertanggungjawaban dalam hal caretaker government. Ketika mempelajari bidang sains politik di universiti dahulu, aspek kerajaan sementara ini menjadi satu subjek khusus yang amat dititik-beratkan. Laporan akhbar NST ini misalnya memaparkan gambar pimpinan tidur nyenyak bersama anak perempuannya dalam jet milik kerajaan ketika terbang dari Kota Bharu ke Kuantan. Menurut NST pemimpin ini ke Kelantan untuk berjumpa penanam tembakau di Bachok (beliau turut mengambil kesempatan memperkenalkan calon MB Kelantan partinya iaitu Awang Adek), pemimpin tersebut turut singgah di Pasir Puteh untuk merasmikan bangunan baru LPP Daerah, dan kemudian ke SMJK (C) Chung Hwa di Kota Bharu, dan kemudian ke Kubang Kerian menerima borang ahli UMNO dari ahli PAS yang keluar parti. Terakhir beliau telah ke Pengkalan Kubor pula untuk upacara letak batu asas pembinaan masjid bersama pimpinan partinya, dan bendera partinya.

Kesimpulan:

Kempen PRU 12 dapat dikatakan berjalan dalam suasana yang tidak adil, berat sebelah dan penuh kekotoran. Hal ini adalah sesuatu yang serius sekiranya kita tetap bercita-cita untuk menjadi sebuah negara maju dalam tahun 2020. Kita tentu tidak mahu menjadi seperti negara Singapura yang menikmati kemakmuran tetapi kehilangan 'kebebasan dan hak'. Apabila 'prosperity' dan 'freedom' bertembung, letak duduk 'freedom' akan menjadi kayu ukur mutu kemakmuran itu.




Enam perkara di atas akan sangat berguna apabila turun rumah untuk memangkah calon parti manakah yang berhak menjadi wakil saya kelak. Saya sama sekali tidak berniat untuk mengaibkan mana-mana parti dalam entri ini. Sebagai ahli seni yang perlu berpartisipasi secara aktif dan adil dalam masyarakat, pemerhatian terhadap kempen politik sepanjang PRU 12 ini hanyalah suatu 'analisis singkat' saya.

Justeru, ini hanyalah satu pandangan peribadi terbilang, saya tidak berniat untuk mencemarkan budaya gemilang kita dengan menyatakan pendapat di blog dalam negara yang sepatutnya cemerlang dengan demokrasi ini. Saya berharap 'persoalan' yang ditimbulkan akan dapat dibaiki.

6.3.08

link ke sumber asal artikel ini.

Mac 02, 2008

Bacaan Menjelang Pilihanraya Umum


*Klik untuk gambar penuh.
Asal gambar dari sini.



Pedulikah kita tentang pilihanraya?

Di sini terkumpul beberapa artikel yang bernas mencerahkan, meluaskan pandangan, padat maklumat, dan sarat manfaat; in sya Allah:



[1] Sorotan awal PRU ke-12

".. Tersangatlah perlu kita memilih calon-calon ahli parlimen yang berwibawa dari segi ilmunya, kefahamannya, keikhlasan dan kesungguhannya dalam memperjuangkan hak rakyat dalam parlimen secara berkesan.

Islamik (walaupun akidahnya bukan Islam) dalam berkerja seperti Lee Lam Thye sewaktu beliau menjadi wakil rakyat di Bukit Bintang adalah lebih baik dari seorang ustaz yang menjadi wakil rakyat yang hanya petah bercakap di pentas ceramah berbanding menyelesaikan masalah rakyat secara praktikal."

...
[selanjutnya]




[2] Pusara Di Pilihan Raya

"Jika diukur dari segi kesedaran, maka sebenarnya pengundi hanya ada 3 jenis sahaja. Sama ada mereka manusia, hantu atau pun zombie: "

...
[selanjutnya]




[3] Bahana Perang Bendera & Poster

"Perang Bendera & Poster rasa-rasanya adalah antara perkara paling unik yang berlaku dalam perjalanan pilihan raya di Malaysia."

...
[selanjutnya]




[4] Epilog Politik Trilogi

"Dalam pilihan raya kali ini, parti-parti yang bertanding mengeluarkan senarai manifesto yang bertujuan untuk mengurangkan kesempitan hidup rakyat. Sebelum kita percaya kepada mana-mana manifesto, amati 3 poin penting yang ingin saya sampaikan ini.

1. Prinsip Pareto
2. Kos sara hidup di Malaysia murah?
3. Ekonomi yang meningkat = Taraf hidup juga meningkat?"

...
[selanjutnya]




[5] PILIHANRAYA : Kumpulan Artikel Saifulislam

"Halaman ini mengumpulkan artikel-artikel saya berkaitan dengan Pilihanraya Umum ke-12.

...

Asas pilihan saya adalah pada iman, ilmu, rasional, common sense dan bukannya secara membuta tuli. Maka hormatilah pilihan saya, biar pun mungkin kita berbeza. Saya juga menghormati pilihan orang lain.

Maka artikel-artikel ini bukanlah penyataan kebencian atau permusuhan… ia adalah sebuah pendirian.

Lencana saya menamakannya sebagai sebuah PERJUANGAN!"

...
[selanjutnya]




[6] Lain-lain

~ Tian Chua, Dafi dan Awie...

~ Pertembungan Pemikiran Siasi 1

~ 'TiVi Terencat Akal'

~ Pembaziran dalam 'Politik Simbolisme'

~ Sifir Politik Melayu





Moga bermanfaat.
Selamat memangkah yang perlu,
dan memangkas yang tak perlu!

Berfikirlah sejenak, sedalamnya,
keputusannya penentu tempoh 5 tahun lagi..
Wallahua'lam.

[]



Mac 01, 2008

Sederhanakan manis, sederhanalah pahit


foto © firusfansuri.blogspot.com



Yang manis-manis itu
selalu buatkan kita lupa,
lalu mudah sekali benci

yang pahit-pahit.


Sedangkan,
selalu juga yang manis itu
cenderung memudaratkan, dan
yang pahit itu dekat pada menyembuhkan.



Kadangkala, merindui pada yang pahit
lebih melegakan, kerana
tiada perlu bimbang akan jarum hati,
lebih tetap menunjuk pada~Nya



Maha Adil, Maha Bijaksana Dia

yang ciptakan rasa manis-pahit, manis-pahit
silih berganti, demi menyerlahkan
Kebenaran hakiki, kepada yang mencari.

Dalam diam, Dia ingin dikenali
di balik selubung manis-pahit dunia ini
sudahkah ditemui?



Agar tak berlarutan pahit yang menjemukan
,
agar tak berpanjangan manis yang melekakan

maka pada~Nya, jangan pernah buruk sangka
tanpa henti, pohonlah karunia~Nya,
sederhanakan manis, sederhanalah pahit.



****

Ibnu Abas
010308



Foto: Masjid An-Nur, Universiti Teknologi Petronas

Creative Commons License