Februari 25, 2010

Kekasih Kita S.A.W (1) : Terbitlah Purnama Kepada Kita





Terbitlah purnama kepada kita
Dengan terbitnya tenggelam seluruh bulan lainnya
Rupawan seindah wajahmu tak pernah kami menyaksikannya
Wajah ceria penuh sukacita


Engkau mentari, engkaulah purnama
Engkau cahaya di atas segala cahaya
Engkau pembangkit semangat dan daya
Engkau lentera hati kita


Wahai kekasihku wahai Muhammad junjunganku
Wahai bintang dari Timur dan Barat
Wahai engkau sang pendukung wahai yang terpuji
Wahai imam dua kiblat


Siapa yang sempat melihat wajahmu betapa untungnya
Wahai engkau yang berbudi mulia pada orangtua
Mata airmu yang sejuk dan suci
adalah tempatku mereguk minum di hari kebangkitan nanti


Kami tak pernah melihat unta-unta
dari mana pun asalnya berjalan gembira
kecuali saat mereka menujumu semata
Awan-awan melindungimu
Dan tuan rumah mulia melimpahkan segala
Hadiah kehormatan bagimu saja


Pepohonan mendatangimu menitikkan airmata
merundukkan diri antara dua tanganmu
Dan kijang-kijang yang melesat itu wahai kekasihku
Mereka pun datang untuk perlindunganmu


Bila semua kafilah telah siap sedia
saat keberangkatan telah diumumkan bagi semua
‘Kudekati mereka dengan basah airmata
sembari berkata, “Tunggu sejenak, wahai tuan,
dan kirimkan untukku beberapa surat ini saja..”
Wahai rasa rindu yang tak tertanggungkan


Di tengah tujuan nampak rumah-rumah hunian
Waktunya malam hari dan saat awal subuh sekali
Di puncak gembira semua makhluk di alam raya ini
Untukmu wahai pemuda berdahi rupawan berseri
Cinta mereka bagimu sungguh tak ada yang memadai
Penuh tunggu penuh rindu
dalam kehadiran aura jiwamu
Umat manusia yang ada di mana-mana laksana terpana


Engkaulah penutup seluruh nabi
Dan pada Dia Tuhanmu bersyukur engkau tiada henti
Hamba-hambamu ini wahai Tuhan amat mengharapkan
seluruh rahmatmu berlimpah baginya tanpa henti


Fikiran kami tentang dirimu junjunganku Muhammad
senantiasa luhur dan suci
Wahai pembawa berita gembira wahai pemberi peringatan
bagi umat manusia
Bantu aku ya Allah dan lindungi aku
Wahai yang mampu melindungi seksa api neraka
Wahai yang mampu menolong dan tempat kami berlindung
di saat-saat malapetaka harus ditanggung


Sukacitalah sang hamba yang telah merasakan erti
bahagianya merdeka
dari segala pedih dan cemas atasmu Muhammad kekasih hati
yang cahayanya begitu terang layaknya purnama
bagimu seluruh kebaikan sempurna


Dibanding dirimu tak ada lagi yang lebih suci
Wahai datuk baginda Husain
Bagimu seluruh rahmat Allah semata
terus menerus melimpah sepanjang masa


Wahai engkau yang darjatnya tinggi diangkat
Maafkan segala dosa yang kami buat
dan maafkan segala kesalahan kami
Engkau Pemurah, Pemaaf bagi segala salah
dan segala laku tercela


Engkau yang memaafkan semua dosa
Engkau yang meluruskan jalan kami yang menyimpang
yang mengetahui semua rahsia
Bahkan yang paling dalam dari semua rahsia
Engkau yang menjawab semua doaku


Tuhanku, kasihi semua hambamu ini
melalui jalan kebajikan dan kebaikan
Semoga rahmatMu tercurah bagi Ahmad
rahmat melebihi seluruh baris
yang pernah ditulis


Aku berdoa bagi Muhammad yang selalu dalam bimbinganNya
Pemilik wajah cahaya wajah yang berkilau laksana sang surya
Malam hari kelahirannya bagi Islam adalah saat sukacita
saat semua berbangga


Hari itu anak perempuan Wahab
Memperoleh berkah kebesaran tak wanita lain pun
pernah mendapatkan
Dia pun mendatangi kaumnya
lebih anggun
bahkan dari Maryam wanita yang perawan selamanya


Masa kelahirannya adalah masa kederhakaan pada puncaknya
dan kelahirannya adalah puncak bencana bagi para penderhaka


Namun dalam suasana kebahagiaan penuh sukacita
Yang berjalan tanpa henti-hentinya
Khabar baik itu datang juga
Telah lahir seorang Muhammad
Peribadi yang selalu berada dalam bimbinganNya
dan masa bahagia
Serta yang di atasnya semua bahagia
datanglah pada akhirnya



Petikan bait-bait syair
buku Maulud Barzanji,
Sayyid Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji


Kekasih Kita S.A.W. (2) : Kelahiran Baginda





Maka ‘Arasy bergegar kerana merasa gembira

Kursi yang amat hebat itu pula
menjadi semakin hebat dan ceria,

Dan tujuh petala langit dipenuhi cahaya,

Sedangkan suara para malaikat bergemuruh
mengucapkan Tahlil, Tahmid, dan Istighfar

(Maha Suci Allah, dan segala Puji bagi Allah,
dan tiada Tuhan melainkan Allah, dan Allah Maha Besar)

Ibundanya sentiasa melihat pelbagai mimpi
dan tanda kemegahan serta keutamaan bayi dalam rahimnya itu

Sehinggalah usia kandungannya cukup sempurna

Lalu ketika merasakan dirinya akan melahirkan

Dengan izin Tuhan segala makhluk

Maka beliau pun melahirkan Al-Habib (s.a.w.)
dalam keadaan bersujud syukur, dan memuji Allah,
begitu indah laksana bulan purnama yang sempurna.


Maulid Ad-Daiba’ie,
Al-Hafiz Wajihuddin Abu 'Abdillah Abdul Rahman ad-Daiba'ie
'Menyebut tentang Keagungan
Kelahiran Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam'


Kekasih Kita S.A.W (3) : Alangkah Indah Permulaan & Penghujungnya





Kelahiran Sang Nabi
Menampakkan Kesucian Diri
Alangkah Indah Permulaannya
Juga Indah Penghujungnya


Hari Kelahiran Baginda
Saat Ada Firasat Bangsa Persia
Bahawa Ada Peringatan Kepada Mereka
Datangnya Bencana Dan Seksa


Saat Menjelang Malam Tiba
Istana Kisra Hancur Terbelah
Sebagaimana Kumpulan Sahabat Kisra
Tiada Menyatu Terpecah Belah


Api Sesembahan Padam
Kerana Duka Yang Mencekam
Sungai Furat Tak Mengalir Muram
Kerana Susah Yang Amat Dalam


Penduduk Negeri Resah Duka
Saat Danaunya Kering Keronta
Pengambil Air Kembali Dengan Tangan Hampa
Kecewa Ketika Terjerat Rasa Dahaga


Seakan Akan Pada Api Nan Membara
Terdapat Cairan Air Kerana Duka
Dan Pada Air Nan Sejuk Segar
Terdapat Api Yang Membakar


Para Jin Menjerit Suara
Cahaya Membumbung Ke Angkasa
Kebenaran Tampak Nyata
Dari Makna Mahupun Kata


Mereka Buta Dan Tuli Tak Mendengar
Hingga Khabar Gembira Tiada Didengar
Begitu Juga Kilatan Peringatan
Sama Sekali Tak Terhiraukan


Para Ahli Nujum Mereka
Telah Khabarkan Berita
Bahawa Agama Mereka
Bengkok Tak Bertahan Lama


Setelah Mereka Menyaksikan
Bintang–bintang Di Ufuk Berjatuhan
Bersamaan Di Bumi Ada Kejadian
Berhala-berhala Runtuh Bergelimpangan


Hingga Lenyap Syaitan Berlari
Dari Pintu Langit Jalan Wahyu Ilahi
Mereka Lari Mengikuti
Syaitan Nan Berlari Tak Henti


Seakan–akan Syaitan Yang Berlari Duka
Laksana Perajurit Raja Abrahah
Atau Laksana Kumpulan Tentara
Terlempari Kerikil Tangan Rasulullah


Batu Yang Nabi Lemparkan
Setelah Bertasbih Dalam Genggaman
Bak Terlemparnya Nabi Yunus
Dari Telanan Perut Ikan Paus



Petikan bait-bait syair
Kitab Burdah,
Al-Imam Al-Bushiri


Kekasih Kita S.A.W (4) : Sebaik-baik Seluruh Ciptaan-Nya





Kutinggalkan sunnah Nabi yang sepanjang malam
Beribadah hingga kedua kakinya bengkak dan keram

Nabi yang kerana lapar mengikat pusarnya dengan batu
Dan dengan batu mengganjal perutnya yang halus itu

Walau gunung emas menjulang menawarkan dirinya
la tolak permintaan itu dengan perasaan bangga

Kurang harta namun menolak, maka tambah kezuhudannya
Walau perlu pada harta tidaklah merosak kesuciannya

Bagaimana mungkin Nabi mendamba pada dunia
Padahal tanpa dirinya dunia takkan pernah ada

Muhammadlah pemimpin dunia akhirat
Pemimpin jin dan manusia, bangsa Arab dan bukan Arab

Nabilah pengatur kebaikan pencegah mungkar
Tak satu pun setegas ia dalam berkata ya atau tidak

Dialah kekasih Allah yang syafa’atnya diharap
Dari tiap ketakutan dan bahaya yang datang menyergap

Dia mengajak kepada agama Allah yang lurus
Mengikutinya bererti berpegang pada tali yang tak terputus

Dia mengungguli para Nabi dalam budi dan rupa
Tak sanggup mereka menyamai ilmu dan kemuliaannya

Para Nabi semua meminta dari dirinya
Seceduk lautan kemuliaannya dan setitik hujan ilmunya

Para Rasul sama berdiri di puncak mereka
Mengharap setitik ilmu atau selonggok hikmahnya

Dialah Rasul yang sempurna batin dan lahirnya
Terpilih sebagai kekasih Allah pencipta manusia

Dalam kebaikannya, tak seorang pun menyaingi
Inti keindahannya takkan bisa terbagi-bagi

Jauhkan baginya yang dikatakan Nasrani pada Nabinya
Tetapkan bagi Muhammad pujian apapun kau suka

Nisbahkan kepadanya segala kemuliaan sekehendakmu
Dan pada martabatnya segala keagungan yang kau mahu

Kerana keutamaannya sungguh tak terbatas
Hingga tak satupun mampu mengungkapkan dengan kata

Jika mukjizatnya menyamai keagungan dirinya
Nescaya hiduplah tulang belulang dengan disebut namanya

Tak pernah ia uji kita dengan yang tak diterima akal
Dari sangat cintanya, hingga tiada kita ragu dan bimbang

Seluruh makhluk sulit memahami hakikat Nabi
Dari dekat atau jauh, tak satu pun yang mengerti

Bagaikan matahari yang tampak kecil dari kejauhan
Padahal mata tak mampu melihatnya bila berdekatan

Bagaimana seseorang dapat ketahui hakikat Sang Nabi
Padahal ia sudah puas bertemu dengannya dalam mimpi

Puncak Pengetahuan tentangnya ialah bahawa ia manusia
Dan ia adalah sebaik baik seluruh ciptaan Allah

Segala mukjizat para Rasul mulia sebelumnya
Hanyalah pancaran dari cahayanya kepada mereka

Dia matahari keutamaan dan para Nabi bintangnya
Bintang hanya pantulkan sinar mentari menerangi gelita

Alangkah mulia paras Nabi yang dihiasi pekerti
Yang memiliki keindahan dan bercirikan wajah berseri

Kemegahannya bak bunga, kemuliaannya bak purnama
Kedermawanannya bak lautan, keghairahannya bak sang waktu

la bagaikan dan memang tiada taranya dalam keagungan
Ketika berada di sekitar pembantunya dan di tengah pasukan

Bagai mutiara yang tersimpan dalam kerangnya
Dari kedua sumber, iaitu ucapan dan senyumannya

Tiada keharuman melebihi tanah yang mengubur jasadnya
Beruntung orang yang menghirup dan mencium tanahnya



Petikan bait-bait syair
Kitab Burdah,
Al-Imam Al-Bushiri


Kekasih Kita S.A.W. (5) : Kemenangan Dari Allah





Pada bulan Rabi’e yang dizahirkan Allah,
Dan kemenangan datang dari Allah,
Alangkah agungnya bulan ini,
Dan mulia yang dimuliakan Allah.


Padanya ada himpunan lalu kami gembira,
Dan dengan mendapatkan tujuan kami berjaya,
Wahai Rasulullah bahagianya kami,
Tatkala Allah memberi nikmat kepada kami (denganmu).


Terzahirnya agama yang terbela,
Dengan kemunculan Pemberi Petunjuk bernama Ahmad,
Alangkah gembiranya dengan Muhammad,
Itulah kurniaan dari Allah.


Dua belas Rabi’ul Awwal,
Ianya adalah waktu kelahiran Pemberi Syafaat,
Empunya keagungan yang tinggi,
Yang mendapat pembelaan Allah.


Hari kelahiran At-Tihami,
Penutup Rasul-rasul mulia,
Perhiasan Dar As-Salam,
Dan telah datang kemenangan dari Allah.





Kekasih Kita S.A.W. (6) : Dialah Cahaya





Dialah cahaya
yang sinarnya adalah petunjuk
bagi mereka yang mencari kebenaran
Di bawah panjinya
para rasul berhimpun, bernaung dan berdiri.


Wahai yang menjulang tinggi jauh dariku
rongga ragaku sesak kerinduanku padamu.
Jawablah jeritan kerinduanku ini
yang kuserukan dari semua penjuru.


Setiap kali kurasa derita
mengingatmu jadi penawar
dan betapa indahnya
kesembuhan kerana mengingatmu itu


Bila saja mereka tahu
bagaimana berat derita kerinduan yang kualami
Sungguh!
hanya pertemuan dengan kekasihku itulah ubatnya.


Wahai sahabatku
yang mendahuluiku menemui kekasihku
sampaikanlah padanya
pesan-pesanku ini (qasidah-qasidahku)
yang kukemas dalam huruf-huruf indah penuh kerinduan.


Kemuliaan, keutamaan, keindahanmu tak terlukiskan,
tapak kakimu begitu mempesona
bagaimana lagi memandang kemuliaan wajahmu.


Bila kucuba menyembunyikan cintaku
cintaku bahkan bergelora menjadi-jadi.
samalah bagiku,
mengungkapkannya atau menyembunyikannya


Ya Allah
berilah kehormatan ‘tuk memandang junjunganku
nescaya terkikis karat yang melekat
dan hati ini suci kembali


Ya Allah
kabulkanlah dambaan Ali*
‘tuk bertemu, bersama kekasihnya
manusia termulia
tujuan perjalanannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam



Kalam *Al-'Arif Billah Al-Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi