Mei 29, 2008

Penolakan-Nya






Penolakan dari Allah terasa pedih bagimu hanya karena engkau tak mengerti rahmat Allah di sebalik penolakan itu. *


~~~~


Pengetahuan tentang cara-cara Allah dimulai dengan memahami dan mengalami hal-hal yang berlawanan, serta menyadari bahwa Dia adalah Pencipta semua keadaan. Bila pintu besar pemahaman ini terbuka bagi para salik, maka penundaan karunia-Nya, menjadi segi lain dari kedekatan dan kemurahan-Nya. Sakit dan derita akan sirna dalam cahaya penyaksian terhadap-Nya sebagai Sumber seluruh pengalaman. []




* No 94, Bagian 12
Kitab Al-Hikam
Ibnu 'Athaillah as-Sakandari,

diulas Syekh Fadhlullah Haeri




*** *** ***







Ketika Allah membukakan pintu pengertian bagimu tentang penolakan-Nya, maka penolakan itu pun berubah menjadi pemberian. **


~~~~


Dikatakan, engkau menyaksikan kemahakuasaan-Nya ketika tidak diberi nikmat, dan melihat keindahan dan kelembutan-Nya ketika diberi nikmat. Yang penting adalah penyaksian, bukan keadaannya. Yang diinginkan oleh orang yang mendapatkan nur Ilahi bukan keduanya, karena fokus perhatiannya adalah pada Sumber seluruh wujud, Pencipta seluruh makhluk, yang kemurahan-Nya melampaui apa yang tampak sebagai kesempitan atau kelapangan, karena kemurahan-Nya ada dalam setiap waktu dan keadaan. []




** No 84, Bagian 10
Kitab Al-Hikam
Ibnu 'Athaillah as-Sakandari,

diulas Syekh Fadhlullah Haeri


Mei 28, 2008

Jangan Tertipu Dari Pujian!



Dalam kitab al-Hikam Ibnu 'Athaillah al-Iskandari, dinukilkan:


"Orang-orang memujimu karena apa yang mereka sangka ada pada dirimu. Maka celalah dirimu karena apa yang engkau ketahui (iaitu keburukan, yang) ada pada dirimu."


***


Bolehkah aku membohongi diri sendiri ketika Allah menutupi kelemahanku sehingga orang-orang memujiku? Ah, orang yang berakal tak akan menipu dirinya. Aku senang kalau aku bersikap neutral pada diriku. Aku akan periksa aib-aibku guna membersihkan diriku dari aib-aib itu. Aku akan selalu mengoreksi setiap kesalahanku, dan menyempurnakan setiap kekuranganku.

Kalau orang-orang berkata, "Wah, dia sempurna!", aku tak akan tertipu dengan perkataan mereka. Sanjungan mereka tak akan membuatku silap tentang siapa diriku sebenarnya.


"Sebodoh-bodohnya manusia adalah siapa yang menanggalkan keyakinannya untuk menuruti sangkaan orang-orang."


Aneh. Ada orang yang berbohong tentang sesuatu kemudian membenarkannya setelah dipercayai orang-orang. Persis seperti kelakuan Asy'ab. Suatu hari, ia terus diikuti oleh segerombolan anak kecil. Ia berusaha menghindar dari mereka. Maka ia pun membohongi mereka bahawa sedang ada pesta pernikahan di suatu tempat yang membagi-bagikan makanan. Ketika anak-anak itu lari menuju tempat yang ditunjukkan Asy'ab, ia sendiri juga ikut lari bersama mereka! Ia membenarkan kebohongan yang ia buat sendiri. Sungguh aneh tidak?


Nah, kelakuan itu sama seperti orang yang mendengar pujian bagi dirinya, lalu dia membenarkannya. Padahal, dia tahu dirinya tak memiliki sesuatu yang pantas dipuji. Berbeda dengan orang-orang saleh. Bila mereka dipuji, mereka segera berdoa,

"Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui. Jangan hukum aku karena kata-kata mereka. Dan jadikanlah (keikhlasan) aku mengatasi dugaan (pujian) mereka."

Inilah doa orang yang sadar akan dirinya, dan takut kepada Tuhannya.


***

"Keikhlasan adalah rahasia
antara Allah dan hamba-Nya.


Malaikat pencatat tidak mengetahui
sedikit pun
untuk dapat ditulisnya,

syaitan tidak mengetahuinya
hingga tak dapat merosaknya,

nafsu pun tidak menyedarinya
sehingga tak mampu mempengaruhinya."



Dipetik dari buku
Sadar untuk Bersandar,
oleh Sheykh Muhammad al-Ghazali.


____

Mei 25, 2008

Mengingini-Nya






Keinginan-mendesak orang arif (terhadap Allah) tak kunjung hilang, dan bila ia bersandar kepada selain Allah (ia) tak pernah tenang.


~~~~


Semakin seseorang menyaksikan sifat-sifat dan nur Allah dalam makhluk-Nya, semakin ia terarah menuju Zat-Nya. Orang-orang yang mendapat nur Ilahi, akan merasa asing dengan dunia yang selalu berubah-ubah ini. Hati mereka hanya akan damai dan tenang bersama Sang Kebenaran Mutlak. Oleh karenanya, mereka merasa amat mengingini pancaran cahaya-Nya.[]



No 103, Bagian 13
Kitab Al-Hikam
Ibnu 'Athaillah as-Sakandari,

diulas Syekh Fadhlullah Haeri




____


Debu - Allah, Hati MemanggilMu

Hamba ini tetap heran,
Meminta-minta rahmatMu,
Dalam dunia diasingkan,
Allah, hati memanggilMu!

Ada yang ingin pahala,
Hamba tak ingin selainMu,
Itu adalah berhala,
Allah, hati memanggilMu!

Memang tak kuingin surga,
Walaupun adalah ayu,
Kudamba hanya Sahibnya,
Allah, hati memanggilMu!

Tanpa wajahMu di surga,
Jadi muka hauri kuyu,
Dari wajahMu cahaya,
Allah, hati memanggilMu!

HambaMu ini termala,
Hatiku menjadi mutu,
Aku mangsa serigala,
Allah, hati memanggilMu!

Cintaan hambaMu lemah,
Kumengadu kepadaMu,
Aku selalu terlecah,
Allah, hati memanggilMu!

Allah, hati memanggilMu!


Dialah Kasih Sayang.




"Allah adalah Kasih Sayang. Alangkah agung arti sebuah kemurahan hati sebenarnya. Seandainya kalian membuka hati lalu menampakkan Kasih Sayang Ilahiah dan sifat-sifat-Nya yang penuh cinta, maka keindahan, kekayaan, dan kelembutan cintaNya akan tumbuh di dalam hati kalian. Rahmat-Nya, keindahan-Nya, dan cahaya-Nya juga akan menyala di dalam hati kalian. Buahnya tidak akan berhenti tumbuh, dan berbagai khazanah akan muncul di sana. Keindahan Tuhan dan harta yang terus menerus bermunculan, akan terlihat gemerlapan di hatimu. Kebersamaan dan pemahaman bahwa semua kehidupan adalah juga kehidupan kita sendiri, akan tumbuh di hati kalian yang terbuka. Ingat-ingatlah hal ini.


Anak-anakku, wangi sebuah bunga tidaklah muncul di luarnya begitu sahaja, terpisah dari bunganya. Wangi itu terkandung dari dalam bunga. Ketika bunga mekar, wanginya menyebar ke luar. Jika bunga tidak mekar, maka tidak akan ada yang tahu seperti apa wanginya. Bukankah kita bisa memahami ini? Sebelum bunga mekar, bisakah kalian mengagumi keindahan warnanya? Tidak. Bisakah kalian mencium wanginya sebelum ia mekar? Tidak.





Seperti itu pula, jika hati kalian tertutup, tak akan tampak keindahannya. Jika hatimu menguncup, keindahan maupun wanginya tak akan muncul. Hanya pada saat bunga mekar maka wanginya menyebar ke mana-mana. Jika hatimu menguncup saja, maka tidak akan ada yang dapat mengecap kebahagiaan dan keindahannya. Hanya ketika hatimu mekar terbuka maka wangi keindahan, wangi Kebenaran, wangi dari sang jiwa, dan wangi dari rahmat Allah akan muncul ke luar. Semuanya berasal dari hatimu, dan ketika ia mekar, saat itulah keindahannya, wanginya, dan segala sifat-sifat indahnya akan tampak.



Jika hati telah terbuka, maka semua yang mencintai wangi semacam ini dan mereka yang memahami nilai keharuman semacam ini akan tertarik untuk mendekati ke hati itu dan berkata, "Oh, indah sekali. Ada wangi yang begitu indah dari sana." Mereka yang memiliki kebijaksanaan akan mendatangimu dan menghargaimu. Mereka yang mengecap keharuman ini akan mengenali keindahanmu. Hanya pada saat hatimu telah mekar maka semua yang lain akan menyayangimu dan akan berdatangan untuk mencari bunga kalbu ini. Mereka akan mencium wanginya, dan menyadari kasih sayang dan keindahan di hatimu.





Kalian harus memelihara bunga kalbu ini. Hati kalian adalah taman bunga. Janganlah mengira bahwa taman semacam itu ada di luar diri kalian. Ada yang mengatakan bahwa surga penuh dengan air mancur yang indah, rumah-rumah yang indah, dan taman-taman. Tapi tidak ada tempat yang bisa disebut sebagai surga yang adanya di luar diri kalian. Ia ada di dalam. Semua rumah, buah-buahan, bunga-bunga, semuanya dari ketujuh puluh ribu macam rasa buah-buahan, semuanya ada di dalam hatimu. Sungai susu, sungai madu, sungai ambrosia, semuanya ada di dalam hatimu. Hatimu adalah kerajaan surga, kerajaan Ayahmu. Inilah sajadahmu, tempat di mana seharusnya engkau memuja. Inilah taman bunga kehidupanmu. Sifat-sifatmu adalah bunganya, dan semua amal perbuatanmu adalah buah-buahan di taman itu."

Syeikh Muhammad Raheem Bawa Muhaiyaddeen
[petikan dari Bab 5 : Kasih Sayang Seorang Ayah
Guru Sejati dan Muridnya]



[-] alih bahasa oleh Herry Mardian Syakir


foto 1 2 3

Mei 22, 2008

Natijahnya Dunia





NATIJAHNYA DUNIA

dunia punya tujuan,
bila Dia memberikan.

suatu ciptaan
jadi lapangan:

ujian,
penyempurnaan

watak kehambaan
jua kekhalifahan

antara pemilikan
dan pemberian

pembeza pengingkaran
atau pengabdian

buat yang mendiam
hidup memilih jalan.

sedang Sang Pemberi,
tak pernah mengehendaki

akan apa yang telah
dan akan Dia beri.

apakah bermakna
bila hadiah-Nya,

tiada dihargai, lalu berderai
jadi permainan nafsu lalai?

beruntunglah tiada ternilai,
jika nafsu dapat dirajai

pada kerdip celik nubari
yang dapat mengerti,

saat hati tiada terkaca,
jernih pandangan mata

bila terang lagi terfahami,
tiada lagi menyalah erti

akan letak duduk dunia
bukan ia agung maupun hina

seganding dan bersatu,
niat dan nafas bertemu

iman menjemput ilham
nurani bersulamkan fikiran

dunia suatu pemberian,
kejap dalam genggaman

sedang segenap relung hati,
kekal tiada putus dan henti

Rindu, Cinta

hanya

Dia.


220507
1514

Mei 17, 2008

Palestina, Bumi Bertuah


Mengenangkan Nakbah (Malapetaka) Palestin, genap 60 tahun lamanya.

Kata ibu itu,

"
Hari Nakbah tentunya hari yang sukar lagi memilukan. Pastinya akan terkenang kampung halaman, dan kehidupan kami di sana. Saya akan teringat jua perasaan hormat antara kami dan orang Yahudi. Tapi kami bukannya (pencetus) masalah, kami ini yang dijajah. Masalahnya adalah penjajahan Israel ke atas bumi Palestina kami."






PALESTINA, BUMI BERTUAH


lama sudah
masa, mengujinya

sesaat tak pernah
mengeluh, pejuangnya

mewangi darah
menggenangi, tubuhnya

dihadang tipu helah
makhluk laknatullah, musuhnya!


duhai jasad menahan pedih,
sekian lama tertanya-tanya
akan wajah-wajah tak kenal lelah

ketahuilah, mereka insan terpilih,
tetap gagah, biarkan saja musuhnya
retak menanti belah

takkan mudah merintih
kerana lebih ternanti janji-Nya
terpateri, dimenangkan penuh hikmah!

240507
1531

Creative Commons License


Mei 16, 2008

Menanti waktunya.


[-] Sempena Nakbah Palestin, ulangtahun ke-60.
Suatu kisah derita yang terabaikan umat manusia di sebelah sini, dalam sekilas pandang.

[-] Jemputlah baca sini dan sini, ketahui apa itu Nakbah,
dan kaitannya pada seorang manusia, baik muslim atau tidak,
bagi mu'min lebih-lebihlah lagi.


****





" ...

Tidak ada cara lain selain menjadi seperti pemuda bertujuh tadi (pemuda-pemuda Ashabul Kahfi), menjadi seperti Ibrahim 'alaihissalam waktu mudanya, iaitu lari ke dalam 'gua'. Gua yang bukan mesti gua di gunung-gunung, tetapi ialah gua pertapaan dan khulwah yang suci, iaitu menerusi tasawwuf, kesufian dan juga jalan thariqat. Bersembunyi dalam 'gua' ini sementara, dekatkan diri, bersahabat dengan Kenyataan Tertinggi sebelum transformasikan diri menjadi seperti Ibrahim 'alaihissalam, keluar dengan keyakinan dan keimanan yang tidak lagi boleh digugah-gugah. Waktu itu bukan pemerintah moderate munafikin ini sahaja yang akan dikapak berhala mereka, kita malah akan dapat menawan Barat.

....

Waktu akan tiba untuk kita keluar dari 'gua', beramai-ramai dengan wajah yang tak akan berpaling lagi dari Tuhan. Kita akan menterjemahkan cinta kita semua sebagai kekasih Allah dan jika kita mati kerananya, kita mati kerana cintakan Allah.

..."

Ucapan terakhir Syarifah Nusaybah,
dalam 1511H Kombat
karya Faisal Tehrani.


****

[-] Apapun, jika ucapan di atas ini masih tak dapat dicerna dan difahami,
cuba pula hayati ucapan ini ..

Link berkaitan:

[1] Palestinian-Israel Conflict For Beginners
[2] Tentang 1511H Kombat - dari laman penulisnya
[3] Dunia 1511H Kombat




Mei 11, 2008

Mazhab Akhlak

Oleh Faisal Tehrani




Di sebuah restoran: Jam sudah melepasi 3 pagi. Saya dan teman sudah nyaris mengangkat kaki untuk melangkah pulang. Pemuda tersebut nekad menghampiri dan duduk antara kami lalu bertanya kepada saya dengan keberanian yang saya sanjungi lagi hormati: 'Jadi siapakah yang benar?'

Demi Tuhan, soalan ini amat mudah dijawab dengan emosi tentunya. Tetapi biarlah saya menjawab dengan jujur kala embun sedang turun singgah di hati kami.

Saya hanya mahu mengajak pemuda tersebut, pembaca-pembaca saya kepada kehidupan beragama. Itu sahaja. Kalau ada pembaca yang rasa saya mahu memesongkan mereka; bukan itu niat saya. Selidiklah misalnya motif Salsabila dalam kehidupan beragamanya seperti yang saya ungkapkan dalam Tunggu Teduh Dulu.

Saya memberitahu pemuda tersebut setelah jam melepasi 3 pagi bahawa wahabi mencintai agama, syiah mencintai agama, ahlus sunnah wal jamaah mencintai agama. Kita mengimani Islam adalah agama yang hak. Bukan agama yang terbaik kerana kalau Islam sekadar agama yang terbaik tentulah ada agama yang jatuh di tempat kedua - baik - kemudian di tempat ketiga - kurang baik. Tetapi Islam bukan begitu. Islam agama yang hak.

Sungguh, saya percaya manusia perlu kembali kepada kehidupan beragama. Kerana itulah saya menulis Advencer Si Peniup Ney, 1511H Kombat, Detektif Indigo, Ketupat Cinta, dan macam-macam lagi. Memang, saya ada melakukan kesilapan meneroka pendekatan penulisan yang lalai, kerana saya manusia jadi saya membuat kesilapan. Mujur.

Marilah kembali. Kembali kepada agama tidak ada sempadan mazhab. Kembali kepada akhlak yang mulia tidak ada sempadan sekolah pemikiran. Jadi, ada kisah kecil saya ingin dikongsi bersama: sahabat saya Salim, seorang wahabi asal Lahore yang menetap lama di Mekah. Dan setiap Isnin serta Khamis dia membahagi-bahagi kurma dan kahwa di Masjidil Haram untuk orang berbuka puasa. Memang dia pernah menepis kurma yang hampir masuk ke dalam mulut saya dengan alasan ia sedekah seorang jemaah Iran, dan sedekah jemaah tersebut menurut beliau adalah haram diterima. Saya ingin membantah, tetapi ya saya tahu Salim mencintai agama dengan cara dia. Justeru saya hanya tersenyum. Dia jadi menyesal dengan perbuatan tersebut. Dia memberitahu saya kemudian, 'Kalau mahu makan maka makanlah tetapi syaratnya mesti makan kurma daripadanya juga.'

'Dengan sukacita!' Jawab saya.

Ada juga teman saya, seorang syiah tetapi akhlaknya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dia percaya dia sudah menemui kebenaran dan menghukum sang anu begini sang anu begitu. Dia bahkan melakukan yang tidak sepatutnya dilakukan. Saya membalasnya dengan terjahan keras, bahawa saya ada teman-teman wahabi yang akhlaknya luar biasa juga. Dia pun rasa terpukul. Menjauhkan diri. Kemudian, saya juga punya teman ahlus sunnah wal jamaah yang ikhlas. Kita tahu orang yang ikhlas. Orang ikhlas dapat dibezakan daripada orang berpura-pura. Memang sukar dinyatakan cara membezakan itu tetapi argh kita boleh tahu sendiri. Orang jika ada agenda kita memang tahu entah bagaimana. Allah memberi isyarat kepada kita meski kita bukan sampai kepada makam terbuka hijab yang ghaib.

Demi, saya hanya mahu mempercayai yang kebenaran beragama, kehidupan beragama lah yang harus didahulukan. Saya tidak percaya peri pentingnya label-label tertentu.

Kita beragama dengan motif yang murni - kita mahu kebaikan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Imam Ali menurut syiah, Saidina Ali menurut Sunni apabila ditanya seorang Yahudi tentang Rasulullah saw telah mengatakan kira-kira begini; 'Bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Rasulullah sedangkan akhlak baginda Nabi Muhammad itu amat agung, seperti firman Allah: Sesungguhnya engkau berada pada akhlak yang agung.'

Begitu saat Ummul Mukminin Aisyah ditanyai akhlak suaminya, sembilan tahun dia mendampingi Rasulullah saw maka Aisyah menjawab kepada Sa'd bin Hisyam: Akhlaknya al-Quran.

Sukar, dalam dunia hari ini yang kita berdepan dengan segala macam masalah dunia, problemo masyarakat, dan pancaroba noda kejiranan - untuk mempertahankan kebenaran satu-satu mazhab sahaja. Mazhab yang ada ialah mazhab akhlak, itulah mazhab yang benar. Jadi, jika dia seorang syiah pendokong ahlul bait sekalipun jika akhlaknya mencemar nama Saidina Hasan dan Saidina Husin apalah ertinya dia itu mencintai ahlul bait. Seorang syiah akan faham apa maksud saya ini, tidak perlu saya huraikan. Seorang wahabi pula jika rajin menjaga muamalah dengan Tuhan serta manusia, berserta akhlak yang luhur sentiasa; maka dia adalah pendokong mazhab akhlak yang mulia itulah.

Pun syiah, sunni atau wahabi sama-sama sahaja boleh terjerumus dalam lubang setan lalu menjadi tidak berakhlak. Inilah mazhab yang tidak benar. Mazhab yang batil. Kerana kebatilan mengajak kita jauh dari kehidupan beragama. Kebatilan mengajak kita jauh dari Tuhan.

Mazhab akhlak. Inilah perjuangan yang payah. Mazhab Akhlak namanya.

Jadi itulah yang benar, akhlak yang agung; bilang saya kepadanya di saat jam hampir lima pagi. Dia berpuas hati.

Saya dengan kerdilnya, berusaha untuk mencapai jejak Nabi dan para ahlul bait yang suci dari segi akhlak mereka. Susah juga dalam keadaan masyarakat kita yang punah ranah dan kian merosot. Saya pun manusia biasa. Ramai orang lain seperti saya juga; mencuba perihal yang sama. Sedaya upaya kita menjaga akhlak kita, meningkatkannya. Kenapa? Kerana kita cinta nabi dan keluarganya lantas untuk itu kita perlu mengikut suri teladan yang mereka tinggalkan. Jadi memang susah menjadi benar kerana benar itu berakhlak mulia. Tapi dalam susah itu kita semua mencuba; saya, teman itu, pemuda tersebut termasuklah anda. Tidak kira apa bangsa pun, berapa umur pun atau apa kerjaya sekalipun. Kita pun kembali kepada kehidupan beragama.

Apa motifnya kita punya agama sebegini hak iaitu Islam?

Jawabnya: untuk mendapat kebaikan. Dunia baik. Akhirat pun baik. Nah, marilah kita kembali kepada agama. Dan agama itu adalah akhlak. Kalau tiada akhlak tiada agama. Jadi pentingkah 'siapa yang benar' dalam dunia yang penuh kesesatan hari ini? Sedangkan kebenaran itu dapat disandarkan kepada akhlak agung yang menyalin al-Quran?

Jadi jawapan saya, yang benar adalah mereka yang dapat mengikut akhlak Rasulullah saw, dan akhlak Rasulullah yang agung itu adalah al-Quran.

Pemuda yang datang menyergah dengan niat menduga itu berasa damai. Saya sendiri berasa aman. Saya percaya itu. Pembaca-pembaca di sini percayakan itu.

Jangan gugat kepercayaan kita dalam hal itu. Kita berusaha keras melakukannya. Usaha menggugat itu di sini, di luar atau di mana sahaja nyatalah menyalahi tujuan kehidupan beragama. Menyalahi akhlak.

Mazhab akhlak. Moga kita sama-sama dapat menjadi pengikut 'mazhab yang benar ini'. Dan tidak terjatuh dalam kelompok mazhab tidak berakhlak.


Baca: Datang Dari Sukma, Masuk Menyelinap Sukma



Mei 04, 2008

Bisikan Sufi : Cinta Allah





Wahai anakku,
Telah sampai kepadaku pertanyaanmu dan telah aku fahami isi hatimu. Kelihatannya engkau sangat mengambil berat dalam memikirkan nasib saudara-saudaramu. Engkau sangat inginkan keamanan, kesejahteraan, perpaduan dan kasih sayang wujud di mana-mana dalam dunia ini. Kerana engkau cenderung mengarah ke situ maka akan aku dedahkan kunci untuk membuka perpaduan ummah.


Anakku,
Semuanya bermula dari cinta ALLAH. Selagi umat ini belum cinta ALLAH, selagi itulah kalian membuang masa dan tenaga menyeru serta mengajak kepada perpaduan.

Cinta ALLAH adalah kunci segala-galanya.
Jika semua manusia cinta ALLAH, semua masalah akan selesai.

Manusia derhaka dan melakukan kemungkaran
kerana tidak cinta ALLAH.

Ahli maksiat mempertahankan budaya maksiatnya
kerana tidak cinta ALLAH.

Pemerintah tidak adil dan menzalimi rakyatnya
kerana tidak cinta ALLAH.

Para pentadbir khianat dan rasuah
kerana tidak cinta ALLAH.

Akhirnya, yakinlah pejuang-pejuang agama terkandas dalam perjuangan
kerana belum cinta ALLAH.


Apabila semua orang sudah tidak cinta ALLAH maka ruang-ruang hati diisi dengan cinta harta, kuasa, wanita dan seribu macam benda lagi.

Wujudnya bermacam-macam aliran dan mazhab cinta ini menyebabkan susahnya hati-hati itu disatukan.

Jika engkau mahu mereka bersatu padu, leburkan dulu aliran cinta yang seribu dan gantikan dengan cinta ALLAH yang satu. Di sinilah kunci pembuka jalan memecah kebuntuan.


Anakku,
Apa yang mahu aku sampaikan begini, seawal-awal agama itu adalah cinta ALLAH. Hakikat dan puncak mengenal ALLAH adalah cinta.

Kesan cinta itu berbeza dengan kesan atas rasa hormat, takut dan harap. Sikap hormat, takut dan harap jarang membuahkan pengorbanan sebaliknya kerana cinta manusia sanggup menyerahkan apa sahaja.

Kita sudah melihat kesan cinta kepada wanita, kuasa dan harta benda namun kini baru kita mendengar kesan dari cinta kepada ALLAH. Bagi orang yang bercinta, yang dicintai itulah segala-galanya dalam hidup. Kesan dan tindakan orang yang sedang mabuk cinta kadang kala seperti tidak dapat diterima oleh akal.

Cinta ALLAH itulah merupakan suis yang mesti dipetik untuk memulakan satu perubahan. Perubahan dan pengorbanan hanya mampu dilakukan oleh mereka yang sudah cinta ALLAH.

Cinta ALLAH ini perlu diisi memenuhi hati-hati manusia supaya mereka kembali kepada penciptanya. Rasul telah memenuhi hatinya dengan cinta ALLAH. Melimpah ruah pula cinta ALLAH itu memenuhi dada makhluk-makhluk lain. Siapa yang mencontohi segala gerak geri dan semua perbuatan baginda pasti mendapat sentuhan cinta ALLAH. Cinta Rasul kepada ALLAH seterusnya menembusi kepada umat-umatnya; itulah kesan cinta ALLAH.

Inilah rahsia mengapa baginda dapat menyatukan hati-hati manusia sejagat.


Anakku,
Engkau perlu mengajak semua manusia cinta ALLAH.

Jika engkau mengajak mereka kepada Islam, mereka akan terhenti setakat itu sahaja.

Bila engkau mengajak mereka kepada iman dan taqwa, mereka akan mentafsir seruanmu itu mengikut fahaman dan nilaian masing-masing.

Engkau mengajak mereka kepada syurga, mungkin ramai yang tidak percaya.

Kerana itu, anakku - ajaklah mereka kepada cinta ALLAH. Dari sini barulah bermula usaha memimpin dan mendidik mereka kepada penghayatan urusan-urusan agama.


Manusia ini, dapat kita bahagi kepada dua bahagian sahaja.

Satu golongan yang cinta ALLAH
dan satu golongan lagi yang cinta selain ALLAH.

Golongan yang cinta ALLAH ini sudah tentu akan berbuat apa saja demi apa yang dicintainya mengikut bidang dan kemampuan masing-masing. Oleh itu gunakanlah semua kelebihan dan kemudahan yang ada untuk menyeru dan mengajak manusia supaya cinta ALLAH. Mulakan dari dirimu, keluargamu dan sahabat-sahabat seperjuanganmu. Jika mereka menentangmu, tanyalah mereka apakah mereka tidak mahu cinta ALLAH? Jika mereka mencari helah mengatakan cinta itu ada di hati, maka katakanlah kepada mereka, cinta itu memang di hati - tetapi cinta itu pasti ada tanda dan buktinya.

Apakah bukti kamu cinta ALLAH?

Selagi hati-hati manusia tidak diisi dengan cinta ALLAH, selagi itulah perjalanan di dunia ini akan menjadi payah.


Semoga curahan hatiku ini sampai pula ke dalam hatimu wahai anakku, dan marilah kita penuhi hati kita dengan limpahan cinta ALLAH.

Moga-moga limpahan cinta ALLAH dari hati kita ini dapat pula mengalir ke dalam hati dan mengisi hati makhluk-makhluk langit dan bumi.


Anakku,
Engkau minta aku menghurai apa yang menjadi samar-samar di hatimu supaya lebih jelas.

Mari perhatikan ayat al-Quran, diikuti hadis, di bawah ini :

“Katakanlah (Wahai Muhammad): 'Jika benar-benar mencintai ALLAH - ikutilah aku, nescaya ALLAH Mengasihi dan Mengampuni dosa-dosamu. ALLAH Maha Pengampun dan Maha Penyayang.'”

“Barang siapa yang terdapat padanya tiga perkara, dia akan merasa kemanisan iman; iaitu mencintai ALLAH dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada orang lain, cinta kepada manusia kerana ALLAH semata-mata dan membenci untuk kembali kepada maksiat seperti bencinya seseorang terhadap api neraka. Sesungguhnya cinta kepada dunia adalah punca segala dosa dan kejahatan.”





Anakku,

Untuk mengikat dua golongan yang cinta ALLAH dan cinta dunia ini bukanlah satu perkara mudah, umpama mustahilnya untuk melihat siang bercantum dengan malam.

Bila engkau menyeru mereka cinta ALLAH, dalam masa yang sama engkau menghalau cinta dunia dari hati-hati mereka. Selagi cinta dunia bertapak kukuh di dalam hati manusia selagi itulah cinta ALLAH sukar menembusi hati-hati mereka. Mengajak manusia kepada cinta ALLAH bererti engkau mengajak mereka kepada iman, Islam dan ihsan. Panggilanmu kepada iman, Islam dan ihsan itu akan menjadi tawar dan hambar selagi hatimu dan hati insan yang diseru penuh dengan cinta dunia.

Bagi insan yang cinta dunia, iman itu sesuatu yang abstrak. Bagi pencinta dunia amalan dalam Islam sangat membebankan. Bagi pencinta dunia, sifat ihsan itu umpama mitos dan khayalan. Mereka yang yang sudah kenal ALLAH dan Rasul pada akal fikiran belum tentu baik dan beres keimanan, keislaman dan ihsan mereka; selagi cinta dunia menguasai hati mereka.

Tapi bagi insan yang telah ada walau secebis cinta ALLAH di hatinya, ia akan mampu mengorbankan segala-galanya untuk iman, Islam dan ihsan. Kerana itulah aku katakan:

Cinta ALLAH itu merupakan titik awal dalam membuat sesuatu perubahan.



Anakku,
Cubalah kita lihat bagaimana kesan cinta ini.

Pencinta material berkorban masa, usia dan tenaga memburu harta yang menjadi idaman hingga sanggup menggadai nyawa.

Pencinta jenayah tetap dengan jenayahnya walau telah diancam dengan berbagai hukuman.

Penagih dadah dan pencandu rokok akan tetap memenuhi hati mereka dengan keinginan tersebut walau pun benda-benda tersebut merosakkan kesihatan dan membawa kepada kebinasaan.

Mereka sudah menjadi hamba suruhan dunia.

Cinta dunia telah menutupi dan menghijab segala-galanya. Mereka telah menjadi hamba dunia. Menyeru golongan ini kepada kebenaran tentulah agak sulit kerana hati mereka belum merdeka dari jajahan cinta dunia.

Tiada sesuatu pun yang dapat menembusi hati mereka kecuali cinta ALLAH. Kerana itulah aku tegaskan sekali lagi, hanya cinta ALLAH punca berlakunya perubahan kepada manusia sejagat.


Anakku,
Cinta kerana ada kepentingan sesuatu adalah perkara biasa.

Ahli maksiat cinta kepada maksiat
kerana mendapat keseronokan lahiriah yang bersifat sementara.

Suami isteri saling menyintai kerana saling menerima dan memberi.
Anak-anak menyintai ibu bapa kerana terhutang budi.

Cinta seperti ini adalah lumrah dan dianggap biasa.

Sebaliknya cinta yang tiada apa-apa kepentingan inilah yang sangat dikagumi.

Cinta kepada orang yang memusuhi merupakan cinta murni yang bersumber dari cinta ILAHI.
Cinta kepada perkara yang merugikan dan mengorbankan diri ini cinta yang luar biasa.

Rasul mampu menghadapi ragam manusia
justeru hatinya penuh dengan cinta ALLAH.

Hartawan hanya mampu mengorbankan harta
jika hatinya sudah dipenuhi cinta ALLAH.

Pemimpin akan berlaku adil
seandainya hatinya telah ada cinta ALLAH.

Ulama dan mujahid akan berjuang habis-habisan
kerana hati mereka hanya ada cinta ALLAH.

Fakir miskin redha dan sabar atas apa yang menimpa
berkat cinta ALLAH.


Penderhaka-penderhaka akan boleh taat
jika hati mereka diasak dengan cinta ALLAH.

Bila manusia berebut-rebut dan berlumba-lumba memburu cinta ALLAH maka wujudlah kedamaian, keamanan dan kasih sayang sejagat.

Bila hati sudah dipenuhi cinta ALLAH, manusia akan berfikir, berusaha dan berkorban dengan kemampuan dan kelebihan yang ada untuk membahagiakan orang lain.

Inilah kesan dan hebatnya cinta ALLAH.


Anakku,
Iman dan taqwa yang selalu dilaung-laungkan itu hakikat dan inti pati sebenarnya adalah cinta ALLAH.

Mengajak kepada iman dan Islam itu kurang berkesan di hati. Tetapi jika mengajak cinta ALLAH kesannya sangat mendalam. Kerana itu tukarlah ajakan dan seruanmu itu kepada cinta ALLAH terlebih dahulu supaya hati manusia lebih sensitif dan menyedari hakikat hidup ini. Bila mengajak mereka kepada cinta ALLAH ertinya kau ajak mereka mengikut landasan al-Quran dan sunnah.

Tugas seterusnya cuma membimbing dan memimpin mereka kepada kebenaran dengan cinta ALLAH di hati. Bila cinta ALLAH ini terus disubur dan dijaga segala rintangan dalam perjalanan menuju ALLAH akan terasa ringan dan mudah.

Kerana ALLAH itu sumber tenaga, harapan, cita-cita dan sebagainya.


Anakku,
Kau bertanya bagaimana mahu mewujudkan cinta ALLAH di hati. Ketahuilah anakku, cinta itu tidak akan wujud secara tiba-tiba atau boleh dipaksa-paksa.

Telitilah tamsilanku ini.

Cinta ALLAH merupakan pohon yang tumbuh secara beransur-ansur di dalam hati insan yang menyemainya. Ia perlu dibaja dan dibela. Tanah untuk menanam benih cinta itulah hati. Ia akan menghasilkan pohon yang rendang dan menghasilkan buah-buah lazat yang dapat dinikmati oleh makhluk yang sudi singgah kepadanya. Ia akan terus rendang, dan tidak pernah pupus kerana benih cinta ALLAH akan terus wujud hingga bila-bila masa.




Anakku,
Sumber dan benih cinta ALLAH itu ada dalam al-Quran.

Jika mampu galilah. Benih itu berasal dari Nabimu. Ia harus kau petik untuk mendapatkan benihnya.

Pohon cinta Rasulmu itu tidak akan pernah mati malah ia akan terus mengeluarkan buahnya setiap detik dan musim melalui suri teladan dalam dirinya serta sunnah yang ditinggalkannya.

Semakin banyak sunnahnya kau teladani, semakin subur rimbunlah cinta ALLAH dalam jiwamu.

Ia juga akan turut dirasai oleh orang yang memandang kepadamu apatah lagi jika dapat mendengar darimu atau dapat bersama-sama duduk denganmu. Kerana akhlak yang kau lahirkan berkat dari sunnah nabimu melahirkan akhlak yang sangat cantik dan sempurna.

Benih cinta ALLAH yang kau semai dalam hatimu itu akan dipenuhi lalang-lalang mazmumah. Ia perlu kau bersihkan dengan sungguh-sungguh dan penuh istiqamah dan mujahadah. Zikrullah merupakan racun terbaik untuk membunuh semak samun mazmumah yang bersarang di hatimu itu. Selawat itulah baja yang mencepatkan tubuh suburnya pohon cinta ALLAH.

Oleh kerana mazmumah ini ada bermacam-macam jenis maka pelbagaikanlah zikirmu (menurut tahapan nafsumu) juga supaya engkau tidak mudah bosan. Kerana itu fahamilah, wujud macam-macam thariqat (jalan) sufi, semuanya menuju kepada Satu iaitu cinta ALLAH.

Cintailah ALLAH, dan ajaklah siapapun, mencintai-Nya. Moga mereka dipertemu pembimbing diri yang sebenarnya, sang Mursyid sejati. Insya Allah.


Mei 01, 2008

Pautan




EE Jan '06 [UTP]




PSSCMUTP

UTP