Salah satu tanda bergantung pada amal adalah
berkurangnya harapan tatkala gagal.
Keinginanmu untuk lepas dari urusan duniawi,
padahal Allah membekalimu dengan sarana penghidupan,
adalah syahwat yang samar.
Sedangkan keinginanmu untuk mendapatkan sarana penghidupan,
padahal Allah telah melepaskanmu dari urusan duniawi,
adalah suatu kemunduran dari cita-cita yang luhur.
Menggebunya semangat tak akan mampu menerobos benteng takdir.
Istirahatkan dirimu dari mengatur urusanmu,
karena segala yang telah diurus oleh "Selainmu",
tak perlu engkau turut mengurusnya.
Kesungguhanmu mengejar apa yang sudah dijamin untukmu
dan kelalaianmu melaksanakan apa yang dituntut darimu,
adalah bukti dari rabunnya mata batinmu.
Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan,
janganlah membuatmu berpatah harapan.
Allah menjamin pengabulan sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu,
bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri,
dan pada saat yang Dia kehendaki,
bukan pada waktu yang engkau ingini.
Tak terjadinya sesuatu yang dijanjikan, padahal waktunya telah tiba,
janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu. Supaya,
yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu
dan memadamkan cahaya relung hatimu.
Jika Allah membukakan pintu makrifat bagimu,
jangan hiraukan mengapa itu terjadi sementara amalmu amat sedikit.
Allah membukakannya bagimu hanyalah karena
Dia ingin memperkenalkan Diri kepadamu.
Tidakkah engkau mengerti;
bahwa makrifat itu adalah anugerah-Nya kepadamu,
sedangkan amal adalah pemberianmu?
Maka betapa besar perbedaan
antara persembahanmu kepada Allah
dan karunia-Nya kepadamu!
Amal itu kerangka yang mati,
dan ruhnya ialah keikhlasan yang ada padanya.
Amal itu beragam
lantaran beragamnya keadaan yang menimpa hati.
Pendamlah wujudmu dalam "tanah" tak dikenal,
karena sesuatu yang tumbuh
dari benih yang tak ditanam (terlebih dahulu),
buahnya tiada sempurna.
Tiada yang berguna bagi kalbu
sebagaimana uzlah untuk memasuki medan perenungan.
~~~
Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari
Kitab Al-Hikam: Rampai Hikmah Ibnu ‘Athaillah
No. 1-12
5 ulasan:
wah..
ni sajak ke?
tapi ayat die sedap..
hehehe..
:)
kalimat-kalimat yang singkat,penuh rima sekaligus kaya makna. Byk yg tersirat dari prosa-prosa karya Ibnu 'Athaillah, ulama' terdahulu.
Perkara pokok dari tulisan beliau dalam kitab al-Hikam ni adalah bersandar sepenuhnya, dengan mutlak kepada Allah semata. Tinggalkan pergantungan pada hawa nafsu, yang termasuk selain-Nya.
Di samping, di dalam kitab ini tersedia arahan untuk para penempuh jalan iman & ibadah untuk mencapai Sang Khalik, lengkap dengan petunjuk-petunjuk, peringatan dan dorongan, penggambaran keadaan, tahapan serta kedudukan ruhani.
Ayuh pastikan diri kita dipagari ilmu yg sahih, meliputi akidah dan syariah. Ambillah yang terbaik sbg pegangan, sesuai dgn kefahaman diri.. rujuk pada alim ulama', usaha semampunya.
Hanya Allah mampu memberi taufiq,
hanya Allah yang memberi pertolongan.
salam..rasenye dah bace di entry sebelum2 ni...dicampur dan dipost semula ye? kenape?
blh akak tau..mane nak dpt buku ni? org biasa blh bace ke tanpa guru?
:)
Owh, akak.. entri yg ni memang saya kumpulkan semua yang dah saya salin dan pos semula.. sebagai ingatan saja. In sya Allah, ada kelapangan nnt sy sambung lg.
Kitab Al-Hikam : Rampai Hikmah Ibnu 'Athaillah ni boleh dapatkan di laman ini. Utk pertanyaan, emelkan pd fib_enterprise@yahoo.com ttg availability buku ni. Boleh dibeli secara online, atau pergi terus ke premis kedainya, Fajar Ilmu Baru Enterprise di tingkat 2, Wisma Yakin, Jln Masjid India (berhampiran stesen LRT Masjid Jamek).
Dari kerana termuat kedalaman makna-makna di sebalik kata-kata ringkas, maka sangat2 dinasihatkan kita berguru untuk elakkan dari salah faham.
Kitab Hikam Ibnu 'Athaillah yang mendapat perhatian ini juga disyarahkan dlm buku lain, spt Hakikat Hikmah Tauhid Dan Tasawuf Al Hikam, dengan bahasa yang mudah dan sesuai dengan pengetahuan orang umum. Buku ini mudah didapati di mana-mana kedai yg menjual buku agama. Kitab ini ada juga digunakan dalam kuliah mingguan di masjid-masjid, gunanya mensyarahkan kitab asal, al-Hikam itu.
Ulama' terdahulu rantau ini jua, ada mensyarahkan kitab ini.. yang disebut-sebut hingga kini bagi penuntut di pondok-pondok ilmu, kitab Syarah Hikam oleh Tok Pulau Manis.
Yang terbaik akak, adalah belajar dari ulama'-ulama' bersanad yang diijazahkan guru mereka untuk mengajarnya. Contoh yang saya tahu, skrg ni: al-Fadhil Sheikh Ahmad Fahmi Zamzam. Saya masih belum berkesempatan ke kuliah pengajian Hikamnya. Antara intisari pengajiannya boleh lihat sini.
Doakan saya jgk, ya.. mudah2an sampai rezeki sebegitu. Dapat menimba ilmu yang sgt berharga ni.
blog hopping ;p
Catat Ulasan