November 26, 2009

Entah Berapa Puluh Ribu Kali





Tuhan,
beri kami cahaya
terik panas pun tak mengapa
sudah kami rasai kematian
mahu bangkit semula jadi kehidupan
kami sudah belajar
pada silih ganti musim yang Kau
limpah dan kurniakan


Pada saat ini
kehidupan hijau begini
akan ada bekalan harus kami tuai
di hujung musim - sesudah lelah menyemai
sebelumnya - saat akan tiba kami
mati semula - dan oleh cahaya Mu
kami bangkit hidup kembali
berkali-kali; entah berapa puluh
ribu kali.



Faisal Tehrani


***

nota kaki: Salam Aidiladha, buat semua.
Kata seorang teman, "Berjuang ertinya berkorban,
berkorban ertinya terkorban..
itulah asam garam perjuangan."


Tafakkur Sesaat





Wahai anak muda, kamu tidak diciptakan untuk kekal dan bersenang-senang di dunia. Ubahlah perilakumu yang tidak disukai Allah swt. Kamu menganggap sebagai suatu ketaatan dengan sekadar mengucapkan Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah. Padahal ucapan itu tidak berguna bagimu sebelum kamu menyandarkan pada-Nya segala sesuatu yang lain. Iman itu meliputi ucapan dan perbuatan. Ia tidak akan diterima dan tidak akan berguna jika kamu melakukan dosa dan kemaksiatan, mendurhakai Allah swt., bergelimang dalam dosa, meninggalkan solat, puasa, sedekah, dan perbuatan-perbuatan yang baik. Apalah ertinya kamu ucapkan dua kalimah syahadah jika kamu sama sekali tidak taat? Bukti dari pengakuan itu adalah menjalankan perintah dan meninggalkan larangan, sabar atas bala', dan ikhlas. Sungguh tidak akan diterima ucapan tanpa amal, dan amal tanpa keikhlasan.


Wahai anak muda, yang penting bukan (sekadar) kesederhanaan pakaian dan makananmu, tetapi kezuhudan hatimu. Pakaian yang mula-mula dipakai oleh seseorang adalah pakaian bagi batinnya, kemudian baru pakaian zahirnya. Ringkasnya, ia memberikan pakaian bagi nuraninya, kemudian hatinya, kemudian dirinya, dan terakhir pada anggota badannya. Jika semuanya telah sempurna, maka datanglah kasih sayang dan kurniaan yang mengubahnya dari pakaian kegelapan menjadi pakaian kebahagiaan, kebencian menjadi kegembiraan, ketakutan menjadi keamanan, jauh menjadi dekat, dan fakir menjadi kaya.


Wahai anak muda, ambillah bahagian (rezeki) dengan tangan zuhud, bukan tangan rakus. Tidak sama orang yang makan lalu menangis (keinsafan), dengan orang yang makan lalu tertawa (kelalaian). Makanlah bahagian itu, sedang hatimu bersama Al-Haq Azza wa Jalla, maka kamu akan selamat dari kejahatannya.


Wahai anak muda, janganlah kamu bergaul di tengah manusia dengan kebutaan dan kejahilan, bahkan dengan kelalaian dan kelenaan. Pergaulilah mereka dengan basyirah (mata hati), ilmu, dan kesedaran. Jika kamu melihat kebaikan pada diri mereka, maka ikutilah. Jika kamu melihat sesuatu yang membahayakanmu, maka tinggalkanlah. Sungguh, kamu dalam kelalaian dari Al-Haq Azza wa Jalla. Kamu harus sedar.


Tafakkur adalah perbuatan hati. Jika kamu melihat kebaikan pada dirimu, bersyukurlah kepada Allah swt. Jika kamu melihat keburukan pada dirimu, maka bertaubatlah dari keburukan itu. Dengan tafakkur, agamamu akan hidup dan syaitanmu akan mati. Oleh kerana itu dikatakan, "Tafakkur sesaat adalah lebih baik dari ibadah semalaman (dalam kelalaian)."


Syeikh Abdul Qadir al-Jailani
Petikan Majlis Kedua, al-Fathur Rabbani wal Faidhur Rahmani
Menjadi Kekasih Allah



November 25, 2009

Bicaraku, Malam





Langit malam berkata,
"Aku suram tak berteman bintang,
kelam berbalam merindui terang,
senandungku sendu bernada si malang,
bicaralah, biar cahaya lisanmu bertandang."

Jawabku,
"Malam, ini kukisahkan kisah kasih
besar Cinta mengerdilkan pedih,
hingga putar mentari pun melirih,
kerana malu, rembulan menyerpih..
bukanlah daku punya upaya memulih
buram dadamu, Dia-lah memutih!"

~~~

Ibnu Abas
9.13 mlm
231109


November 23, 2009

Hati Yang Berkata, "Baik."





Menentang Al-Haq Azza wa Jalla atas takdir yang telah ditentukan-Nya bererti kematian agama, kematian tauhid, bahkan kematian tawakkal dan keikhlasan. Hati seorang mukmin tidak mengenal kata mengapa dan bagaimana (yang mengundang sangkaan buruk atas pengaturan-Nya yang terbaik), tetapi ia hanya berkata, "Baik."


Nafsu memang mempunyai waktu untuk suka menentang. Barangsiapa ingin memperbaikinya, ia harus melatihnya sehingga aman dari kejahatannya. Semua nafsu itu amat jahat. Bila dilatih dan menjadi jinak, maka ia akan menjadi sangat baik. Ia akan setia menjalankan seluruh ibadah dan meninggalkan kesemua kemaksiatan. Pada saat itu, nafsu telah tenang; hilang kejahatannya, dan tidak berhubungan dengan makhluk. Bahkan ia akan bertemu nasabnya dengan ayahnya, Nabi Ibrahim as. Jika ia telah keluar dari kongkongan nafsunya, ia akan berjalan tanpa keinginan dan hatinya menjadi tenang.


Tidak ada sesuatu yang samar pada pandangan Allah swt. Bersabarlah bersama-Nya sesaat, sungguh setelah itu akan terlhat kelembutan dan kasih sayang-Nya selama bertahun-tahun. Pemberani yang sebenarnya adalah orang yang mahu bersabar sesaat. "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar." (al-Baqarah, 153)


Bersabarlah dalam menunggu pertolongan dan kemenangan. Bersabarlah bersama-Nya. Sedarlah kepada-Nya, dan janganlah melupakan-Nya. Janganlah kamu sedar setelah mati, kerana sedar setelah mati itu tidak berguna bagimu. Bangunlah sebelum kamu dibangunkan, supaya kamu tidak menyesal pada hari penyesalanmu yang tidak berguna; dan perbaikilah hatimu, sesungguhnya jika hatimu baik, maka seluruh keadaanmu menjadi baik. Nabi saw. bersabda, "Dalam diri anak Adam ada segumpal daging - bila ia baik, akan baiklah seluruh jasadnya; dan bila ia buruk, akan buruklah seluruh jasadnya. Ingat, ia adalah hati."


Syeikh Abdul Qadir al-Jailani
Petikan Majlis Pertama, al-Fathur Rabbani wal Faidhur Rahmani
Menjadi Kekasih Allah





November 22, 2009

Dari Semesta ke Hujung Semesta







Kilau mata, memandang cahaya
sinar seluruh tubuh dan jiwa
dari semesta ke hujung semesta


Desir angin, berpuput ke mari
tak kasat di mata, hadirnya pasti
nyaman di kulit berhujung ke isi


Deru air, hulu ke muara
perjalanan panjang menuju samudera
berkelok-kelok tapi pasti tujunya


Lahan menanam subur tapaknya
sekali disemi membibit sentosa
terbit sendiri pucuk bahagia.


Asalnya tiada dihadirkan ada
baik tak tercerap atau terindera
awalan akhiran sudah tertinta
Cinta, mendasari semua.


~~~


Ibnu Abas
1.32ptg
071109


November 21, 2009

Siraman Kedamaian





Sungguh, jarang manusia yang hatinya mendapat siraman kedamaian, musyahadah (penyaksian), dan kedekatan (kepada Allah). Mereka tidak merasakan sakitnya mahupun bala'nya taqdir. Mereka lewatkan hari-hari penuh bencana itu, tanpa ia menyedarinya. Kemudian mereka memuji Allah swt. dan ia mensyukuri-Nya. Mereka itulah para Muwahhidin kerana tidak pernah menentang kehendak dan ketentuan Allah swt. Sesungguhnya bencana-bencana itu juga turun kepada mereka, sebagaimana ia turun kepadamu. Tetapi sebahagian mereka bersabar dan sebahagian yang lain telah fana dalam menghadapinya. Merasa sakit adalah ketika imannya masih lemah, kemudian dapat bersabar ketika iman masih kecil, dapat menerima ketika iman menginjak baligh, dan dapat meredhai ketika iman telah mencapai tingkatan yang dekat (di sisi-Nya).


Cinta Allah swt. bukanlah sesuatu yang mudah hingga setiap orang bisa mengaku-aku. Betapa banyak orang yang mengaku menjadi kekasih Allah swt., padahal sebenarnya ia jauh dari-Nya. Dan betapa banyak orang yang tidak mengaku menjadi kekasih-Nya, sedangkan ia berada di sisi-Nya.


Janganlah kamu menghina seorang pun dari kaum muslimin. Sesungguhnya rahsia Allah swt. itu tersembunyi pada diri mereka. Tawadhu'lah, jangan sombong terhadap hamba-hamba Allah swt.


Barangsiapa banyak melakukan kedurhakaan dan banyak melakukan kesalahan namun ia tidak menyesal dan bertaubat, sungguh ia telah menginginkan kekufuran.


Wahai anak muda, wajah-wajah kebaikan yang kamu sukai itu dari cinta yang naqish (kurang). Kamu masih selalu melihatnya. Cinta yang benar tidak pernah berubah. Kasih sayang Allah adalah yang kamu lihat dengan mata hatimu. Itulah cinta para siddiqin, bukan sekadar cinta dengan keimanan, tetapi dengan keyakinan. Tabir yang menghalangi mata telah terbuka dan tersingkap oleh mata hati.


Ya Allah, berilah kami rezeki berupa kasih sayang-Mu, bersama ampunan dan keselamatan.


Syeikh Abdul Qadir al-Jailani
Petikan Majlis Kedua Puluh, al-Fathur Rabbani wal Faidhur Rahmani
Menjadi Kekasih Allah



November 19, 2009

Pantulan Kalbuku, Cerminan Kalbumu





Lingkaran zarah-zarah cahaya,
menembus sudut-sudut
dahulu terhuni kegelapan


jernih jaluran air,
menderam deras
tidak putus tertebas


tetap dirian gunung,
sunyi tidak melangkah
berdiam tetap tanpa bantah


awan mengapas ringan,
putih dan kelabu gulungan
pantas menyusur laluan


pucuk segar membelah bumi,
kelmarin lena di dasar tanah
pagi senyum menatap mentari


dari semua ayat-Nya,
apa sudah
tercermin di kalbuku,
memantul ke kalbumu?


~~~

Ibnu Abas
7.59 mlm
051109


November 09, 2009

The Pied Piper





Where do I go when all that I see
Are fictitious takes on reality
Who do I seek to paint my dream - or my life
Because I've tried real hard to seek out and find
An open heart, an open mind
Who will stand with me when I find
Wrong and Right?


Where will I end up on this winding road
Well nobody cares and nobody knows
But there are many of us and it just goes to show
You're not alone
When we reach there we hope to find
An open heart, an open mind
We'll stand together through Wrong and Right
Till the end of Time.



***

(a song of Yoriyos a.k.a. Muhammad Islam, son of Yusuf Islam/ Cat Stevens)


Walk On





Walk on
Life sometime hurts
Walk on
Tears may be burst

Don’t look back
Your heart would crack

Just walk
Nevermind when they talk

You chose The Way
It has its price to pay

(HM, 130801, 23.23)

© 2001 - Herry Mardian


November 04, 2009

Peduli Apa





Tuhan,
aku ingin mati.

Aku lelah
hawa nafsuku tak pernah kalah.

Mau mati dikubur,
ataupun ‘mati sufi’,
peduli apa.

Aku cuma ingin mati.
ingin ‘Aku’ tiada lagi.

(HM, 270203, 17.11)

© 2003 - Herry Mardian

November 03, 2009

Perahu





sehelai daun
dari pohon sukmaku
jatuh ke sungaiMu
kini kujadikan perahu

ia ingin sampai di Taman Abadi
tapi kubimbang kalau jauh
perjalanannya
tersangkut di sampah sarap
ia perlu diselamatkan
oleh burung camar
dan diletakkan
di atas rakit yang tenang

masih kunanti
kalau ada camar
yang singgah
di tebing itu


Johar Buang

Follow The Way of Love





If you wish to follow the way of Love,
throw your prejudices to the wind
and renounce attachment to things of the body.
Meanwhile, in order not to be a source of evil,
do not give way to resentment
or self-love.