"Hati bersih dari kegalauan jiwa tentang apa yang diinginkannya
serta apa yang terjadi dan apa yang berlangsung. Itu kerana hati
telah 'berputus asa' untuk menjadi selain dari apa yang sudah
digariskan, dan ketika itulah jiwa pun tenang. Sesungguhnya,
Allah hanya menyeru kita untuk menyembah-Nya, menegakkan
ketentuan-Nya, melaksanakan kewajipan dari-Nya, serta menjauhi
murka-Nya; dan kita hanya memiliki satu hati."
Semua itu merupakan rahmat Allah untuk kita, sebagaimana diterangkan-Nya:
"Tidaklah suatu bencana menimpa di bumi dan [tidak pula] pada diri kalian
melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum kami menciptakannya."
Allah kemudian menjelaskan alasan-Nya, "Supaya kamu tidak berduka atas
apa yang luput dari kalian dan supaya kamu tidak terlalu gembira dengan
apa yang diberikan-Nya kepada kamu." (Surah Al-Hadid (57): 22 & 23)
[Imam Al-Hakim Al-Tirmidzi r.a.]