April 29, 2009

Menapak Puncak Pengetahuan



Menapak Puncak Pengetahuan
Mutiara Hikmah Ibnu 'Athaillah






Sikapi ujian-Nya dengan benar.


"Bisa jadi engkau memperoleh 
tambahan kurnia dalam kesukaran, 
apa yang dalam puasa dan solat 
tidak engkau dapatkan.


Bisa jadi Allah memberimu maka menolakmu, 
dan bisa jadi Dia menolakmu maka memberimu.


Penolakan dari Allah 
terasa pedih bagimu 
hanya kerana engkau tak mengerti 
rahmat Allah di balik penolakan itu.


Ketika Allah membukakan pintu pengertian 
bagimu tentang penolakan-Nya, 
maka penolakan itu pun berubah 
menjadi pemberian."



Jangan bergantung pada amalan, 
yang menyampingkan ketentuan-Nya.


"Salah satu tanda bergantung pada amal 
iaitu berkurangnya harapan ketika mengalami kegagalan."



Jangan berpatah harapan dari kembali pada-Nya, 
hanya kerana kepahitan ujian dan dosa. 
Kasih sayang-Nya mengatasi Kemurkaan-Nya, demikian 
diungkap dalam suatu Hadis Qudsi.


"Apabila engkau berbuat dosa, 
maka itu jangan menjadi alasan keputusasaanmu 
dalam menggapai istiqamah dengan Tuhan, 
kerana bisa jadi 
itu adalah dosa terakhir yang ditakdirkan bagimu.


Tertundanya pemberian 
setelah engkau mengulang-ulang permintaan, 
janganlah membuatmu patah harapan. 
Allah menjamin pengabulan doa 
sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu, 
bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri; 
dan pada waktu yang Dia kehendaki, 
bukan pada waktu yang engkau ingini."



Sandarkan pada Allah yang
Maha Mengatur dan Menentukan. 
Keyakinan hanya hadir apabila 
kita akui kelemahan dan kehambaan kita 
di hadapan-Nya.


"Apa pun bersandar pada kehendak Allah, 
sementara kehendak Allah tidak bersandar pada apa pun.


Tiada suatu nafas berhembus darimu 
melainkan di situ takdir Tuhan berlaku padamu.


Pinta tiada tertahan 
selama engkau memohon kepada Tuhan. 
Namun, pinta tiada mudah 
bila pada dirimu sendiri engkau berserah.


Di antara tanda keberhasilan pada akhir perjuangan 
adalah berserah diri kepada Allah sejak permulaan."



Leburkan nafsu, tajamkan penglihatan mata hati. 
Kenali (kehambaan) diri, kenali (keagungan) Dia. 
Fahami letak duduk di alam ini, 
tempat diri dalam perencanaan-Nya. 
Letakkan sesuatu pada tempatnya, yakni bersikap adil.


"Pangkal segala maksiat, kelalaian, 
dan syahwat adalah pengumbaran nafsu. 
Dan pangkal segala ketaatan, kewaspadaan, 
dan kebajikan  adalah pengekangan nafsu. 
Bersahabat dengan orang bodoh yang 
tidak memperturutkan hawa nafsunya 
lebih baik bagimu daripada 
bersahabat dengan orang pintar 
yang memperturutkan hawa nafsunya. 
Kepintaran apa lagi yang disandangkan 
pada orang pintar yang selalu 
memperturutkan hawa nafsunya? 
Dan kebodohan apalagi 
yang dapat disandangkan 
pada orang bodoh 
yang tidak memperturutkan hawa nafsunya?


Amal yang berasal dari hati penuh keikhlasan 
tidak dapat dianggap sedikit, 
dan amal yang berasal dari hati penuh ketamakan 
tidak dapat dianggap banyak.


Jika engkau tahu bahawa syaitan 
tidak pernah lupa kepadamu, 
maka janganlah lupa 
kepada Allah yang menguasaimu.


Usahamu mengetahui 
beberapa kekurangan yang tersembunyi dalam dirimu 
lebih baik daripada usahamu menyingkap 
perkara ghaib yang tersembunyi darimu."



Bantuan secara lahiriah hadir dengan persiapan lahiriah, 
sedang pencerahan nurani hadir sesuai dengan 
pemurnian wadah Cahaya Ilahi, yakni hati.


"Datangnya pertolongan Allah 
adalah sesuai dengan persiapan, 
sedangkan turunnya cahaya Allah 
adalah sesuai dengan kejernihan relung batin."



Syukur kepada Yang Maha Kekal,


"Orang yang tidak mengetahui nilai nikmat tatkala memperolehnya, 
ia akan mengetahuinya tatkala nikmat sudah lepas darinya.


Siapa yang tidak mensyukuri nikmat bererti menginginkan hilangnya. 
Dan siapa yang mensyukurinya berarti telah mengikatnya dengan kuat.


Jika engkau menginginkan kemuliaan yang tidak bisa sirna, 
maka jangan banggakan kemuliaan yang bisa sirna."



...dampingkan syukur beserta sabar, kerana:


"Sangatlah jahil orang yang menginginkan terjadinya sesuatu 
yang tidak dikehendaki Allah pada suatu waktu.


Tak terjadinya sesuatu yang dijanjikan, 
padahal waktunya telah tiba, 
janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu. 
Supaya, yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu 
dan memadamkan cahaya relung hatimu. "



Moga tergapai hikmah di balik ujian dan kurniaan. 
Bagi yang menasihat dan dinasihati:


"Setiap ucapan yang meluncur pasti membawa 
corak kalbu tempat asal perkataan itu.


Ungkapan-ungkapan bijak adalah makanan 
bagi para pendengar yang memerlukan, 
dan bahagianmu hanyalah 
apa yang engkau (mampu) cicipi darinya.


Orang-orang memujimu 
kerana apa yang mereka sangka ada pada dirimu. 
Maka celalah dirimu 
kerana apa yang engkau ketahui ada pada dirimu.


Apa yang tersimpan dalam keghaiban hati, 
akan termanifestasi pada dunia nyata.

Berkat pemahaman, redha kepada Allah terwujud
Hanya melalui cahaya, pemahaman akan terwujud
Hanya melalui kedekatan, cahayamu akan memancar
Dan hanya berkat pertolongan, kedekatan akan tersingkap."




Beberapa petikan nukilan Ibn 'Athaillah
dalam karangan-karangannya. 
Atas kerelevanan dalam penyelesaian masalah, 
dari dasar yang mengakar, 
dari dalam-ke-luar. 


Sebarang keraguan, 
saudara/saudari silalah jelaskan ia untuk rungkaian selanjutnya, 
pada ahli yang arif - yakni 'alim ulama yang benar lagi terpercaya. 
Moga dipimpin-Nya.


3 ulasan:

Tanpa Nama berkata...

syukran atas sharing ini

asyzsufi berkata...

Usahamu mengetahui
beberapa kekurangan yang tersembunyi dalam dirimu
lebih baik daripada usahamu menyingkap
perkara ghaib yang tersembunyi darimu."

saya kurang fahami maksud bait2 di atas...

firusfansuri berkata...

Kakak, link ini dpt membantu..

'Wahai Para Pencari, Berhati-hatilah dengan keghaiban.' In sya Allah.