September 16, 2009

Tujuhpuluhribu Hijab





betapa jauh perjalanan
tujuhpuluhribu hijab ini, ya Allah
betapa tebalnya mega
tujuhpuluhribu hijab
menerawangi cahaya-Mu, ya Allah
betapa tak berdaya
untuk menempuh satu makam nafsu
ke satu makam nafsu
selaksa tujuhpuluhribu hijab, ya Allah


di tengah gurun pasir kafilah
kamilah unta-unta yang bebal dan tersesat
memikul beban dosa mencarimu, ya Allah
di tengah lautan perjuangan
kamilah armada yang tewas
dikeroyok nafsu maha dahsyat maha gelora, ya Allah


di manakah tersimpan kunci ajaib
untuk membuka tujuhpuluhribu peti laduni
di dasar langit-Mu, ya Allah
di manakah taman-taman cahaya
yang bersemadi para kekasih bertasbih memuji-Mu


dalam setiap detik dalam setiap titik
dalam setiap fana dalam setiap syuhud
di sebalik kami yang igau
dalam tembok-tembok penjara dunia
sesempit tujuhpuluhribu hijab ini, ya Allah


ya Allah, betapa rindunya kami kepada-Mu
terasing siang dan malam
tanpa bicara tanpa pendengaran tanpa penglihatan
terkambus asyik di syurga kencana
lepaskan kami, ya Allah
dari tujuhpuluhribu pintu gerbang
yang menutupi mata hati kami


ya Allah, betapa jahilnya kami
tidak mengenal-Mu
dalam pernafasan tujuhpuluhribu hijab
yang kami sedut yang kami hembuskan
dari setiap denyutan nadi


ya Allah, betapa kami ini buta huruf
kami sebenarnya tak mampu mengeja
tujuhpuluhribu huruf maknawi
yang terhijab pada nama-Mu
ya Allah, betapa dekatnya Kau
lebih dekat dari urat leher kami
namun kami masih engkar mencari-Mu
di luar diri kami yang tujuhpuluhribu hijab


ya Allah, kurniakan kami rindu Musa
bukan serpihan debu Thursina
mata kamilah yang buta
karena tak memandang Wajah-Mu
di benua tujuhpuluhribu hijab ini
telinga kamilah yang tuli
karena tak mendengar ayat-ayat-Mu
lidah kamilah yang bisu
karena tak bersyukur kepada-Mu


Johar Buang


Tiada ulasan: