".. Namun yang disebut dengan dunia bukanlah sesuatu yang merupakan kebutuhan pokok. Rumah yang kalian huni, pakaian yang kalian pakai, makanan yang kalian santap, dan isteri yang membuat kalian tenteram, tidak dapat dikatakan dunia. Dunia adalah hawa nafsu kalian. Itulah dunia. Kehidupan dunia menghadapkan diri kalian kepada makhluk dan memalingkan diri kalian dari Sang Khalik."
Syekh Abdul Qadir al-Jailani
al-Fathur Rabbani wal Faidhur Rahmani
Menjadi Kekasih Allah
al-Fathur Rabbani wal Faidhur Rahmani
Menjadi Kekasih Allah
~~~
Dapat dilihat bahwa dalam nasihat Syekh terdapat banyak celaan terhadap dunia. Tetapi, mesti dipahami secara baik apa yang dimaksud Syekh dengan dunia. Syekh tidaklah membiarkan kita tanpa jelas dan gamblang, bahkan penjelasannya tidak memberi ruang berargumen bagi pemalas, penganggur, dan orang bodoh.
Nasihat Syekh jelas menyatakan bahwa setiap orang harus berusaha memenuhi makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal yang menjadi kebutuhan diri dan keluarganya. Semua itu merupakan kebutuhan primer, yang hanya dengan itu kita dapat menyambung hidup. Karena itu, kebutuhan semacam itu tidak dapat dikatakan dunia.
Lebih terperinci lagi, Syekh membagi dunia menjadi dua. Pertama, bersifat materi, yaitu mengikuti syahwat dan berusaha demi kenikmatan menurut kehendak nafsu setan. Kedua, bersifat rohani, yaitu menjadikan niat dan tujuan karena orang lain; beramal karena ingin dilihat orang lain. Itu termasuk dunia.
Ini mesti jelas bagi Anda, para pembaca nasihat Syekh 'Abd Qadir al-Jaylani. Jangan sampai mencela dunia dipahami tidak perlu bekerja dan bertanggung jawab kepada diri sendiri dan keluarga. Inilah yang ditegaskan berulang-ulang oleh Syekh dalam nasihat-nasihatnya. Beliau selalu menekankan pentingnya berusaha, membawa alat kerja, dan pergi ke tempat kerja. Melaluinya, orang akan mendapat upah kerja (dan terus-terusan mengurus ibadah dengan baik dan tulus kepadaNya).
Shalih Ahmad al-Syami
Mawa'idz al-Syekh 'Abd al-Qadir al-Jaylani [al-Maktab al-Islami, Beirut : 2002]
The Wisdom of Abdul Qadir al-Jailani: Bekal Menjadi Kekasih Allah [PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta : 2008]
Mawa'idz al-Syekh 'Abd al-Qadir al-Jaylani [al-Maktab al-Islami, Beirut : 2002]
The Wisdom of Abdul Qadir al-Jailani: Bekal Menjadi Kekasih Allah [PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta : 2008]
Tiada ulasan:
Catat Ulasan