Oktober 16, 2008

Cerminan Hati




Bagaimana hati dapat bersinar sementara gambar dunia terlukis dalam cerminnya?

Atau, bagaimana hati bisa berangkat menuju Allah kalau ia masih terbelenggu dengan syahwatnya?

Atau, bagaimana hati akan antusias menghadap ke hadirat Allah bila ia belum suci dari "janabah" kelalaiannya? Atau, bagaimana hati mampu memahami kedalaman misteri gaib padahal ia belum bertobat dari kesalahannya?

~~~~

Hati laksana cermin. Ia memantulkan apa yang dihadapi dan diinginkannya. Cermin ini tertarik pada apa yang diinginkannya dan menolak apa yang dihindarinya. Bila hati yang ikhlas menghadapi cahaya Ilahi, maka ia memantulkan kebenaran yang mendalam, dan bila hati menghadapi dunia yang penuh perubahan dan perselisihan, maka ia memantulkan godaan dan realitasnya yang fana. Hati tidak bisa tercerahkan oleh penglihatan batin rohani jika tertutup dan ternodai oleh hasrat, nafsu dan keinginan. Hati harus dipersembahkan semata-mata untuk tujuan awal, yakni jalan tauhid yang absolut. Allah-lah Tuhan Yang Esa.[]




No 13, Bagian 2
Kitab Al-Hikam
Ibnu 'Athaillah as-Sakandari,

diulas Syekh Fadhlullah Haeri

Tiada ulasan: