Jun 20, 2008

Dan Allah Maha Pengampun (ii)



  • Konsep "ampunan" begitu penting dalam agama. Pasalnya, agama telah menawarkan diri sebagai "rahmat" bagi segenap makhluk. Agama karenanya tidak cuma mendakwahkan "keadilan" Tuhan, tetapi juga "anugerah"-Nya. Dalam rumus keadilan Tuhan, segalanya akan dibalas secara setimpal, perbuatan baik ataupun perbuatan buruk. Sehingga, keadilan Tuhan menanamkan kecemasan di hati manusia. Akan tetapi, dalam rumus anugerah Tuhan, yang baik bisa dibalas dengan ganjaran berlipat-lipat, dan yang buruk bisa dimaafkan. Sehingga, anugerah Tuhan menumbuhkan keberharapan di kalbu orang. Jadilah hati orang beriman itu, sebagaimana sabda Rasul saw, memuat dua ruang: ruang kecemasan dan ruang keberharapan.

  • Bagi kebanyakan kita yang percaya pahala dan dosa, saat-saat bakda berbuat maksiat bisa sangat menyakitkan hati. Inilah saat-saat kita memerlukan tobat, proses kembali kepada jalan keridaan Allah.

  • Tobat adalah dalam rangka mengembalikan sikap sopan kita kepada Allah. Saat berbuat maksiat, kita telah melalaikan-Nya, telah tidak sopan di hadapan pengamatan-Nya yang tak berjeda. Karena itu, dua rukun pertama bertobat adalah rasa malu (kepada Allah) dan rasa menyesal. Keduanya adalah pangkal kepada (kembalinya) sikap sopan.

  • Dua rukun berikutnya adalah tak berputus asa dan berprasangka baik kepada Allah. Itu karena berpatah harapan dengan tumpukan dosa menjadi ketidaksopanan yang lain. Betapa tidak merupakan ketaksopanan, sementara ketika putus asa kita melalaikan keagungan dan rahmat Allah. Berhenti berharap kemurahan Allah merupakan sebentuk kesombongan. Alih-alih demikian, berprasangka baiklah kepada Allah bahwa Dia Maha Mengampuni. Bukankah Allah menuruti sangkaan hamba-Nya?

  • Dua rukun terakhir adalah bertekad tak mengulangi maksiat dan mendawamkan amal baik. Mengulangi maksiat sama saja dengan melanjutkan ketiadaan rasa malu dan ketidakseriusan rasa menyesal. Sementara tidak memperbanyak amal baik sama saja dengan tidak pede dan melalaikan keadilan Allah. Tak mengulangi perbuatan dosa dan mengamalkan kebaikan adalah pucuk kesopanan kita kepada Allah.

    "Banyak pekerjaan biasa bisa menjadi tabungan amal baik karena terbungkus niat yang bagus, sebagaimana banyak kewajiban menjadi tak bernilai karena terhias niat yang tak lurus."

Izza Rohman Nahrowi
Dan Allah Maha Pengampun:
Tak Memadamkan Asa di Sela Tumpukan Dosa

1 ulasan:

emir.abu.khalil berkata...

ya Allah, terimalah taubat hamba-Mu ini, bahawa manusia ini bersulam lupa pada fitrahnya... maka jangan pernah Kau palingkan kami kerana keterlupaan dan kejahilan kami dalam memungkiri taubat kepada mu ya Rabb...

jazakAllah adik atas entri kali ini.