- Perlunya diri melihat luasnya karunia Allah saat kita merasa tak berdaya di tengah kepungan dosa-dosa. Seperti katanya Ibnu 'Athaillah dalam kitab al-Hikam,
Janganlah suatu dosa yang terlihat begitu besar bagimu, merintangimu dari berprasangka baik kepada Allah. Sesungguhnya siapa yang mengenal Tuhannya, akan menganggap dosanya tak seberapa berbanding kemurahan~Nya.
Kehadiran dosa-dosa kita jangan pernah melalaikan kita dari kehadiran Allah.
Orang yang berputus asa ialah orang yang tidak menyadari bahwa Allah memiliki karunia yang luas, tidak percaya kalau anugerah Allah - bila ia mau mengaksesnya - lebih besar dari dosanya.
Dus, pilihan baik saat kita melihat kejahatan tampak begitu besar adalah berprasangka baik kepada Allah.
Kalau Allah ialah Sang Penyabar (al-Shabur), mengapa kita sendiri tidak sabar dengan tumpukan dosa kita?
- Nabi s.a.w. bersabda,
Hamba yang penuh dosa namun selalu mengharap keampunan Allah, lebih baik ketimbang hamba yang selalu beribadah namun putus asa dari rahmat~Nya.
Kata Ibnu 'Athaillah lagi,
Apabila engkau berbuat dosa, maka itu jangan menjadi alasan keputusasaanmu dalam menggapai istiqamah dengan Tuhanmu, kerana bisa jadi itulah dosa terakhir yang ditakdirkan bagimu.
- Putus asa bukanlah pilihan baik saat menyadari betapa banyak dosa diri. Alih-alih, diri perlu membangkitkan harapan akan luasnya ampunan Allah. Perhatikan betapa banyak kisah insan bertaubat yang mana Allah menyambut taubat mereka yang tulus, yang disertai prasangka-baik bahwa Allah Maha Pengampun.
Bertaubat berarti mengembalikan sikap sopan kepada Allah. Saat berbuat maksiat, diri telah melalaikan~Nya, telah tidak sopan di hadapan pengamatan~Nya yang tidak berjeda. Mengulangi maksiat sama saja dengan melanjutkan ketidaksopanan itu.
Sementara berpatah harapan dengan tumpukan dosa juga menjadi ketidaksopanan yang lain, karena berhenti berharap kemurahan Allah merupakan suatu bentuk 'kesombongan'.
Putus asa di hadapan perbuatan maksiat yang menggunung, bisa berarti kelalaian diri bahwa Allah Maha Pemurah dan Maha Pengampun.
Izza Rohman Nahrowi
Dan Allah Maha Pengampun:
Tak Memadamkan Asa di Sela Tumpukan Dosa
1 ulasan:
:-)
tima kasih utk entry ini
Catat Ulasan